REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Alumni dan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) yang tergabung dalam wadah Pegiat Gerakan Literasi Papua membagikan 609 buku bacaan umum dan majalah kepada murid SDN Inpres Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Papua. Abraham Busiara, alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen yang juga penggagas Pegiat Literasi Papua di Jayapura mengemukakan, buku yang dibagikan terdiri buku renungan sebanyak 292 buku.
Kemudian, lanjut dia, majalah sebanyak 233, buku pelajaran 84 buku, dan buku bacaan untuk anak-anak lima buku. Dengan demikian jumlah total buku yang dibagikan kepada murid SD Inpres Skouw Sae sebanyak 609 buku.
"Kebanyakan buku yang kami bagikan itu buku renungan, buku pelajaran, bahasa Indonesia dan ada majalah terkait kosmetik dan iklan," kata Abraham, Selasa (20/11).
Buku-buku ini dibagikan kepada anak-anak di kelas yang bisa membaca. Sementara kelas yang tidak bisa membaca, pihaknya memutar film yang memberikan motivasi belajar kepada mereka. Menurut Abraham, ratusan buku bacaan umum dan majalah itu merupakan sumbangan dari teman-teman yang tergabung dalam gerakan ini.
"Kegiatan pembagian ratusan buku ini sudah kami lakukan pada Jumat (23/11) lalu langsung kepada siswa di ruang kelas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala SDN Inpres Skouw Sae Kodim mengatakan pihaknya berterima kasih kepada para alumni dan mahasiswa yang tergabung dalam Pegiat Gerakan Literasi Papua yang sudah mendatangi sekolahnya lalu membagikan buku bacaam umum kepada siswanya.
Menurut dia, beberapa kali mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Jayapura, bukan Uncen datang lalu membagikan buku bacaan umum yang sama kepada para siswanya.
"Kalau untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura mereka datang, tapi jarang sekali, itupun yang datang bukan Kepala Dinas tapi staf yang datang," ujarnya.
Kodim berharap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura datang ke sekolahnya agar melihat secara langsung kondisi sekolah dan para siswa. Jumlah siswa yang ada di sekolah yang dipimpinnya sebanyak 169 siswa namun sebgian di antaranya belum bisa membaca.