REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berpendapat, ada tiga hal yang menjadi tantangan terbesar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tantangan pertama adalah terbatasnya sarana-prasarana. Menurutnya, saat ini gedung ataupun kelas yang biasa digunakan untuk belajar mengajar masih sangat kurang.
"Keterbatasan sarana prasarana ini tantangan yang paling besar. Masih belum cukup jumlah kelas-kelas kita. Apalagi bicara tentang laboratorium, jumlah kelas saja masih membutuhkan banyak," kata Lukman di Surabaya, Senin (26/11).
Tantangan kedua, lanjut Lukman, adalah kesejahteraan guru yang masih jauh dari harapan. Tantangan selanjutnya adalah mutu pendidikan yang masih harus ditingkatkan.
(Baca: Menag Sebut Tugas Guru Semakin Kompleks)
Lukman mengaku, Kemenag secara bertahap terus berupaya merespon ketiga tantangan tersebut. Misalnya saja jumlah bangunan sekolah yang di bawah Kemenag terus ditambah dan dikembangkan.
"Mulai 2019 kita juga serius membenahi infrastruktur nonfisik terkait pendataan, terkait pengelolaan pendidikan kiat melalui sistim aplikasi. Ini akan kita bangun secara serius yang nantinya juga terkait perwncanaan dan anggaran madrasah," kata Lukman.
Lukman mengaku, Kemenag juga tidak kalah seriusnya melakukan berbagi upaya dalam rangka meningkatkan kapasitas guru dan tenaga pendidik di bawah kendalinya. Peningkatan kapasitas tidak hanya dalam wawasan, tapi juga ketrampilannya.
Lukman melanjutkan, Kemenag juga telah menjalankan berbagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan bagi para guru madrasah. Yakni dengan menganggarkan berbagai tunjangan, baio bagi guru PNS maupun non PNS, dan mulai akan dijalankan pada 2019.