Senin 26 Nov 2018 12:04 WIB

Ujian Tanpa Kertas, Disdik Kota Bandung Hemat Puluhan Miliar

Efisiensi anggaran bisa Rp 40 miliar sampai Rp 50 miliar

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Pelajar melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Attahiriyah II, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (3/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pelajar melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Attahiriyah II, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pendidikan tengah berupaya menerapkan sistem ujian berbasis komputer di semua sekolah. Dengan ujian tanpa kertas, Disdik Kota Bandung berhasil menghemat anggaran hingga puluhan miliar.

Kepala Seksi Kurikulum Disdik Kota Bandung Bambang Ariyanto mengatakan anggaran untuk ujian berbasis kertas bisa berkurang seiring dengan beralih ke komputer.

"Asalnya kita menggunakan instrumen kertas. Sekarang sudah paperless ujian ini sehingga efisiensi anggaran bisa Rp 40 miliar sampai Rp 50 miliar," kata Bambang di Balai Kota, Senin (26/11).

Menurut Bambang, setiap sekolah bisa menggelar ujian empat kali dalam satu tahun ajaran. Dalam satu kali ujian, anggaran yang dihabiskan untuk pengadaan kertas ujian bisa mencapai Rp 20 juta. Oleh karenanya dengan sistem ujian berbasis komputer yang tidak hanya diterapkan saat ujian nasional (UN) berdampak sangat positif pada penghematan anggaran.

Ia menyebutkan penerapan ujian berbasis komputer ini sudah diterapkan di sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kota Bandung yang jumlahnya mencapai 57 sekolah. Ke depannya sistem ini juga akan dicoba diterapkan di sekolah dasar negeri dan juga sekolah swasta.

"Ini mulai tahun 2017 yang SMP. SD sedang sosialisasi. Sekarang juga kami berikan bimtek pelatihan pada swasta juga. Insya Allah akhir 2018 SMP negeri dan swasta semuanya sudah berbasis komputer," ujarnya.

Ia mengatakan untuk menunjang sistem ujian tanpa kertas ini, pihaknya memberikan bantuan pengadaan komputer dan laptop. Sejak 2017 lalu, setiap sekolah diberikan unit laptop untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

"Pemkot Bandung khusus negeri diberikan laptop sebanyak 109 unit setiap sekolah. Kemudian tablet 33 unit dan server 5 unit. Juga ada 9 mini server. Kemudian jaringan Unifi," ungkapnya.

Ia mengatakan pada 2017 lalu pengadaan barang-barang untuk sekolah negeri tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp 100 miliar untum SMP negeri. Ia berharap ke depannya SD negeri bahkan sekolah swasta juga bisa memiliki alat-alat berbasis teknologi untuk sarana belajar mengajar

Menurutnya, dimasifkannya sistem komputer di sekolah ini sejalan dengan program aplikasi Sakolah Juara (Sakoja) yang akan diluncurkan Disdik Kota Bandung. Aplikasi ini ialah pengelolaan pembelajaran berbasis konten digital. Sehingga sekolah juga terbiasa dengan kemajuan teknologi saat ini. Ia menilai dengan penerapan sistem teknologi komputer di sekolah akan sangat memudahkan proses belajar mengajar.

"Dulu kalau ulangan nilainya baru bisa keluar satu bulan. Sekarang pakai komputer nilainya bisa langsung ada makanya sangat memudahkan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement