Ahad 09 Dec 2018 22:45 WIB

Jokowi Berikan Penghargaan pada Empat Budayawan Indonesia

Kongres kebudayaan menjadi ajang kreatifitas tentang masa depan Indonesia.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Penyerahan Naskah Strategi Kebudayaan. Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan saat penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 di Jakarta, Ahad (9/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Penyerahan Naskah Strategi Kebudayaan. Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan saat penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 di Jakarta, Ahad (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyerahkan penghargaan kepada empat budayawan yang selama ini telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan Jokowi saat menutup Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) di halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ahad (9/12).

Adapun empat budayawan tersebut adalah tim restorasi Candi Borobudur Ismojono dan Hubertus Sadirin, budayawan Zawawi Imron, dan I Gusti Ngurah Putu Wijaya. "Saya semakin miris menghadapi tantangan kebudayaan. Tapi saya optimis kebudayaan kita akan tetap mengakar kuat dalam ke-Indonesiaan kita dan mewarnai dunia berkat semangat dan kerja keras bapak ibu semuanya yang sangat luar biasa," kata Jokowi, saat memberikan sambutan.

Sementara itu, budayawan Zawawi Imron mengatakan suasana KKI sangat memggembirakan. Suasana gembira itu bagi Zawawi menandakan akan datangnya warna dan harkat baru dalam kebudayaan Indonesia.

"Kongres Kebudayaan Indonesia ini telah benar-benar menjadi ajang kreatifitas tentang bagaimana Indonesia ke depan," ujar dia, saat tampil berbicara mewakili budayawan lainnya.

Meskipun kegembiraan terasa dominan selama KKI 2018 berlangsung, pada sisi lain muncul keprihatinan kuat atas kerap terjadinya bentrok di masyarakat karena perbedaan nilai budaya yang dianut antar kelompok. Hal itu dirasakan baik oleh peserta maupun warga secara umum sehingga menjadi bagian dari hasil kongres.

Menyikapi persoalan tersebut Jokowi mengingatkan bahwa dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang kita hadapi saat ini, bangsa Indonesia tentunya memiliki kekhasan sendiri dibanding dengan bangsa-bangsa lain yang berakar kepada budaya. Mengakar kepada budaya Indonesia adalah keharusan, sekaligus tumbuh subur menghadapi kebudayaan lain di dunia.

Akhir Kerja 10 Bulan, menurut laporan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, proses perumusan strategi kebudayaan telah melibat sekitar 800 diskusi yang diikuti oleh 5000 orang selama 10 bulan. Hasilnya berupa laporan PPKD yang terkumpul dari 300 kabupaten/kota serta 31 provinsi.

"Ini adalah puncak perjalanan panjang namun buat republik ini adalah awal untuk berbuat," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement