REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelas Perahu untuk anak-anak pulau di Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan sudah berjalan tiga tahun. Selama itu, kelas perahu telah berhasil menurunkan jumlah anak putus sekolah di wilayah tersebut sebanyak 51,9 persen.
Kelas Perahu merupakan program dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene dan kepulauan, Sulawesi Selatan yang berjalan sejak 2016/2017. Kelas Perahu tersebut juga bagian dari satu inovasi daerah hasil pendampingan Pemerintah dan KOMPAK (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan) yang merupakan kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kerja Kependidikan Kabupaten Pangkep, Rukmini mengungkap angka putus sekolah di wilayah tersebut cukup tinggi. Itu karena banyaknya siswa yang ikut melaut orang tuanya karena kondisi ekonomi yang lemah. Hal itu membuat siswa-siswa yang melaut itu pun tertinggal pelajarannya, dan tidak sedikit akhirnya putus sekolah.
"Saat mereka melaut mereka sertakan anaknya. Ada yang berhari-hari, berbulan-bulan, ini memicu putus sekolah," ujar Rukmini di Seminar Kreatif Inspirasi di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin, (10/12).
Menurutnya, program Kelas Perahu memastikan akses layanan pendidikan bagi anak-anak nelayan di wilayah kepulauan dengan memberikan kesempatan belajar mandiri melalui bimbingan khusus dan lembar kerja siswa (LKS). Pertama, sebelum siswa melaut, sekolah akan melakukan pendataan terhadap siswa yang melaut, kemudian guru akan menyiapkan LKS sesuai kelas masing-masing.
Ia melanjutkan, siswa kemudian mengajarkan LKS saat melaut. Setelah pulang melaut, guru akan memberikan evaluasi dan penilaian terhadap hasil kerja siswa sesuai LKS.
"Materi yang diberikan sama dengan kelas reguler yang ditinggalkan anak-anak, sehingga mereka harus dilayani supaya tidak tertinggal jauh," ujar Rukmini.
Rukmini melanjutkan, hasilnya, anak-anak jauh lebih percaya diri kepada guru-gurunya. Ia melanjutkan, saat ini program Kelas Perahu juga akan dreplikasi di wilayah kecamatan kepulauan di Kabupaten Pangkep.
"Alhamdulilah dengan kelas perahu siswa saya yang terlambat jadi tidak telat, yang hampir putus sekolah siswa kembali dapat haknya untuk dapat layanan pendidikan," ujar dia lagi.