Senin 17 Dec 2018 21:49 WIB

Menag: Pendidikan Orang Tua Penting di Era Globalisasi

Pendidikan juga perlu diberikan kepada orang tua

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/Darmawan
Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri pembukaan Kongres Muslimah ke-2 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Senin (17/12). Dalam sambutannya, Lukman mengapresasi kegiatan tersebut karena mengangkat tema' Ketahanan keluarga dalam membentuk generasi berkualitas di era globaliasasi'.

"Saya sangat mengapresiasi ketika ketahanan keluarga menjadi isu utama dalam kongres ini, karena keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu komunitas dan kita tahu peran ibu itu luar biasa," ujar Lukman.

Namun, menurut Lukman, di era globalisasi ini pendidikan tidak hanya diperlukan untuk anak-anak, tapi pendidikan juga perlu diberikan kepada orang tua, sehingga bisa melahirkan generasi yang berkualitas.

"Maka menurut hemat saya, tidak hanya pendidikan anak, pendidikan anak itu penting, tapi yang jauh lebih penting adalah pendidikan orang tua," ucapnya.

Dia menambahkan, dalam rangka mendidik orang tua, Kemenag pun akhir-akhir ini telah gencar melakukan program bimbingan perkawinan melalui Dirjen Bimas Islam. Karena, menjadi orang tua itu sangat kompleks apalagi dalam konteks kekinian. "Kemenag sangat serius menanagani program bimbingan perkawinan, bimbingan pra nikah," ucapnya.

Menurut Lukman, tema tema ketahanan keluarga juga sangat relevan dan penting untuk dibahas dalam mengembangkan peradaban di Indonesia ke depannya. "Ke depan ini akan menjadi isu yang mengisi ruang publik, diskursus kita, karena tema yang dipilih merupakan tema relevan dan urgen dalam merawat dan mengembangkan peradaban kehidupan kita bersama," kata Lukman.

Dia menuturkan, di era globalisasi ini masyarakat tidak lagi disekat-sekat oleh letak geografis dan manusia telah disatukan dengan teknologi. Dengan teknologi, tentu ada hal-hal positif yang bisa didapatkan.

Namun, era globalisasi tersebut juga berimplikasi pada pemahaman keagamaan masyarakat, sehingga orang tua diharapkan bisa membimbing anak-anaknya dengan pemahaman ajaran Islam yang benar. "Paham dan bentuk pengamalan keagamaan itu sekarang sudah semakin kompleks dibanding beberapa puluh tahun yang lalu," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement