Rabu 26 Dec 2018 17:36 WIB

Ratusan Pramuka Sleman Bakal Susuri Selokan Mataram

Rute pengembaraan berakhir di Kabupaten Kulonprogo.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pengembaraan Akhir Tahun atau Barata yang dilakukan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman pada akhir 2017.
Foto: Dokumen.
Pengembaraan Akhir Tahun atau Barata yang dilakukan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman pada akhir 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 700 anggota Pramuka Sleman, DIY, mengenang jasa besar Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Kali ini, kegiatan itu dilakukan dengan pengembaraan menyusuri Selokan Mataram.

Pengembaraan itu merupakan bagian dari Pengembaraan Akhir Tahun atau Barata. Gelaran telah terlaksana sebanyak 33 kali oleh Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman.

Selama lima hari, 28 Desember 2018-1 Januari 2019 mendatang, Dewan Kerja Cabang Sleman melaksanakannya dengan tema yang berbeda setiap tahunnya. Tahun ini, peserta menyusuri Selokan Mataram bagian Mataram.

Rute pengembaraan berakhir di Kabupaten Kulonprogo. Mereka melewati Kecamatan Mlati, Seyegan, Minggir, sampai ke Kulonprogo. Rute itu dipilih bukan tanpa tujuan.

"Untuk menunjukkan salah satu peninggalan yang menyimpan banyak cerita di Bumi Mataram, dan mengenang jasa Sri Sultan HB IX yang juga merupakan Bapak Pramuka Indonesia," kata Ketua DKC Sleman, Arwin Pamungkas, beberapa waktu lalu.

Nantinya, akan ada perayaan malam puncak kegiatan sekaligus penyambutan Tahun Baru 2019. Kegiatan itu akan diselenggarakan di Lapangan Pemda Sleman, dengan menggandeng Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.

Peserta akan memulai perjalanan dari Lapangan Pemda, dan rencananya dibuka Bupati Sleman, Sri Purnomo. Kemudian, peserta akan menuju Lapangan Margokaton Seyegan, dan Lapangan Banjarharjo Kalibawang pada hari kedua.

Selanjutnya, peserta akan menuju Lapangan Margoagung Seyegan pada hari ketiga, dan kembali ke kompleks Stadion Tridadi pada hari keempat. Total jarak sekitar 53 kilometer.

"Di tempat berkemah peserta akan melaksanakan giat di antaranya prestasi, materi, bakti, persaudaraan dan giat keagamaan," ujar Ketua Sangga Kerja Kegiatan, Ode Julian.

Dalam kegiatan ini, peserta akan memperebutkan tunggul dan tropi juara umum yang diperebutkan secara bergilir. Tunggul sendiri merupakan penghargaan bagi sekolah atau gugus depan yang mendapat poin tertinggi selama perjalanan.

Mereka juga harus mampu menjaga kekompakan hingga selesai di posisi depan dengan jumlah anggota utuh. Sedangkan, tropi juara umum diberikan kepada kelompok atau sangga yang memenangkan banyak kejuaraan di giat prestasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement