Sabtu 26 Jan 2019 11:46 WIB

Kemendikbud Targetkan Pasang Rumah Belajar di Malaysia

Muhadjir melihat potensi besar dari anak-anak TKI.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, melakukan kunjungan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau Community Learning Centre (CLC) di Tawau, Sabah, Malaysia, Kamis (24/1).
Foto: Republika/Dian Fath
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, melakukan kunjungan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau Community Learning Centre (CLC) di Tawau, Sabah, Malaysia, Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi menargetkan pada tahun ini akan memasang konektivitas internet di setiap Sekolah Indonesia dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau Community Learning Centre (CLC) yang berada di Malaysia. Muhadjir menginginkan setiap siswa Indonesia di negeri jiran agar bisa belajar kapan saja dan di mana saja. 

"Seluruh CLC di Malaysia akan dipasang konektivitas rumah belajar milik Kemendikbud. Nanti akan dibantu komputer 10 unit untuk CLC Balung River," kata Muhadjir saat berkunjung ke CLC Balung River di Tawau, Malaysia, Jumat (25/1).

Dalam kesempatan tersebut Muhadjir meminta kepada para guru dan perusahaan pemilik usaha  ladang menyiapkan ruangan untuk memfasilitasi konektivitas rumah belajar. "Tolong siapkan ruangannya. Akan terhubung dengan rumah belajar. Insya Allah secepatnya akan terealisiasi," ujarnya.

Muhadjir mengaku melihat potensi yang luar biasa dari para anak Tenaga Kerja Indonesia di Tawau. Ia pun akan mepertimbangkan untuk menyalurkan kartu indonesia pintar sampai ke negeri jiran. 

Rumah belajar adalah satu laman belajar daring (online) yang memungkinkan siswa dan guru belajar tanpa batasan tempat dan waktu. Rumah Belajar dikembangkan dan dikelola oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom). Rumah Belajar dapat diakses melalui tautan https://belajar.kemdikbud.go.id.

Di dalam laman belajar daring ini terdapat sejumlah fitur menarik seperti sumber belajar, buku sekolah elektronik (BSE), peta budaya, laboratorium maya, dan lain-lain. Fitur BSE menjadi alternatif untuk para siswa yang tidak dapat membeli buku fisik, atau sebagai tambahan referensi acuan belajar selain dari buku yang telah dimiliki.

Fitur laboratorium maya memungkinkan siswa dan guru melakukan percobaan ilmu pengetahuan alam (IPA) secara interaktif. Fitur ini dapat membantu sekolah yang tidak memiliki peralatan praktikum IPA melakukan eksperimen secara interaktif dan dengan tampilan yang menarik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement