Ahad 03 Feb 2019 11:40 WIB

Pare English Camp, Upaya SIT Al Iman Tingkatkan Mutu Siswa

Program belajar bahasa Inggris ini diadakan setiap tahun sejak 2015.

Murid SD dan SMP SIT Al Iman Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, mengikuti kegiatan Pare English  Camp di Pare, Kediri,  Jatim.
Foto: Dok SIT Al Iman
Murid SD dan SMP SIT Al Iman Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, mengikuti kegiatan Pare English Camp di Pare, Kediri, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Iman Bojonggede,  Bogor, Jawa Barat memberangkatkan 50 siswa untuk belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur, Rabu (16/1) lalu.  Sebanyak 29 murid kelas 5 SD, 21 siswa kelas 7 SMP dan lima  guru pendamping mengikuti program Pare English Camp yang berlangsung selama dua minggu.

“Program belajar bahasa Inggris yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2015 selalu disambut baik oleh orang tua siswa dengan mengikutsertakan anaknya,” kata Kepala sekolah SMPIT Al Iman, Muhamad Meladih dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/2).

Ia menambahkan, walaupun dilaksanakan di tempat yang jauh dari sekolah dan orang tua, program ini dirancang agar siswa tetap merasakan suasana pembelajaran seperti biasa, sehingga siswa merasa laiknya mengikuti pesantren kilat. “Selain belajar bahasa Inggris,  kegiatan siswa setiap hari juga dilengkapi dengan aktivitas praktek pembelajaran agama sebagaimana yang dipraktikkan setiap hari di sekolah,” tutur Muhamad Meladih, yang turut mendampingi siswanya di Pare.

Meladih mengemukakan, program Pare English Camp bertujuan untuk meningkatkan percaya diri siswa dalam berbahasa Inggris, dan meningkatkan kemandirian siswa. “Selain itu, meningkatkan kualitas ubudiyah siswa untuk mewujudkan peserta didik yang cerdas dan berkepribadian Islami,” ujarnya.

Kepala SDIT Al Iman, Wahyuningsih menegaskan, penting bagi anak memiliki rasa percaya diri dan berani dalam berbahasa Inggris. Tidaklah mudah berbicara menggunakan bahasa Inggris di depan umum kalau anak itu tidak percaya diri. “Nah salah satu caranya agar anak mampu dan percaya diri, anak-anak harus dilatih setiap hari,” kata Wahyuningsih. 

photo
Suasana kegiatan siswa SIT Al Iman mengikuti pembelajaran bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur.

Dalam program ini, setiap hari anak mendapatkan pembiasaan listening, writing, reading, speaking, dan pronounciation serta menghapal kosa kata. “Hal penting lainnya yang sangat menunjang, mereka juga harus memiliki memori yang bagus karena menjadi kunci dalam menghapal kosa kata (vocabulary),” imbuhnya.

Meladih menjelaskan, kegiatan harian siswa dimulai dengan shalat Tahajud berjamaah pada pukul 03.00, dilanjutkan shalat Subuh, kultum, muraja’ah hapalan Alquran, dan materi camp (vocabulary/ morning conversation). Pukul 07.30 siswa masuk kelas utama (speaking) sampai menjelang shalat Zuhur, dan lanjut kelas utama (listening) setelah makan siang sampai menjelang shalat Asar. 

Usai shalat Maghrib, muraja’ah, dan shalat Isya. Aktivitas belajar malam lebih rileks dengan review materi dan fun games hingga pukul 21.00. “Kemudian siswa menuju kamar masing-masing untuk istirahat,” ujar Meladih menjelaskan kegiatan keseharian siswa selama di Pare.

Wahyuningsih mengemukakan, kegaitan belajar bahasa Inggris tidak saja di camp.  Siswa juga  belajar di tempat wisata yang terdapat di kawasan Kediri sambil menikmati keindahan panoramanya. Semua itu  menjadi pengalaman menarik yang tak terlupakan oleh para siswa.

“Murid-murid sangat suka dengan program ini karena tidak membosankan dan program pembelajarannya menyenangkan. Hal itu  karena selalu diselingi dengan lagu dan game, serta didampingi oleh tutor yang energik dan penuh semangat,” kata Wahyuningsih.

Ia menambahkan,  beberapa orang tua mengutarakan secara lugas, bahwa mereka sangat setuju dengan program ini. Hal itu karena mereka merasakan manfaatnya yaitu bisa melatih kemandirian, kedisiplinan dan kefokusan anak-anak mereka. “Bahkan ada yang bilang minggu pertama anak masih ingat orang tua, masih ingin pulang, minggu kedua anak sudah mulai betah, mulai fokus eh malah harus pulang. Jadi, kesimpulannya waktunya kurang lama,” ujar Wahyuningsih menyampaikan kesan murid dan orang tua.

Ketua Yayasan Perguruan Al Iman, Afrizal Sinaro menyatakan,  para lulusan Al Iman harus mampu berbahasa Inggris dengan baik,  selain menghapal Alquran minimal tiga  juz. “Untuk itu, pengembangan kompetensi guru merupakan prasyarat untuk mewujudkannya dan kami terus memotivasi guru-guru untuk selalu meningkatkan kemampuan dan ikhlas dalam memberikan pelayanan kepada anak didik,” pungkasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement