REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Iman Bojonggede, Bogor, melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan target program tahfizh yang menjadi program unggulan SIT Al Iman. Salah satunya, SIT Al Iman menggelar Kontes Kelas Terbaik Tahfizh, melibatkan seluruh siswa dari TKIT, SDIT, dan SMPIT Al Iman, Jumat (1/2) lalu.
“Kontes tahfizh ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengukur dan mengevaluasi program tahfizh dalam progres pencapaian target,” kata Ahmad Farid, penanggung jawab program tahfizh, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (3/2).
Ia menambahkan, selanjutnya bagi kelas terbaik akan dipredikatkan gelar sebagai Kelas Terbaik Tahfizh selama satu bulan. Kegiatan ini juga bagian dari pembiasaan di Jum’at terakhir setiap bulan. Adapun materi yang dibacakan adalah hasil hapalan yang sudah siswa/siswi dapatkan selama satu bulan.
Penilaian meliputi banyaknya hapalan, kelancaran, tajwid, dan lagham (nada). “Semoga kegiatan ini bisa memotivasi siswa dan guru kelas/pendamping untuk lebih senang dengan tahfizh,” ujar Farid mengutarakan harapannya.
Predikat Kelas Tahfizh Terbaik bulan Januari diraih kelas 5 dengan materi hapalan Surat At-Taghabun (lengkap satu surat). “Anak-anak sangat senang dan tambah semangat,” ujar Warti, guru kelas 5. “Alhamdulillah, respons guru kelas terkait dengan kontes tahfizh sangat antusias. Anak-anak juga merasa semangat untuk berlomba lagi,” tutur Farid menambahkan.
Rina Nurdiana, guru kelas 3, yang pagi itu membimbing beberapa anak menambah hapalan di sela-sela acara mengatakan, kontes ini bagus memotivasi anak dan membuat anak lebih semangat lagi menambah hapalan. “Anak-anak semangat minta tambah hapalan. Kata mereka, biar cepat khatam surat al-Muddassir, saya jadi ikut semangat,” ujar Rina.
Siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat menyetorkan hapalan Quran.
Farid menjelaskan, guru kelas bertugas menambah dan menerima setoran hapalan. Catatan setoran hapalan disampaikan ke orang tua murid, jadi orang tua murid bisa mengontrol hapalan anak-anaknya. Sementara muraja’ah dan tahsin dilakukan oleh guru tahfizh. Rata-rata setiap kelas menambah hapalan 2-4 baris setiap hari.
“Tahsin bacaan siswa juga saya lakukan kepada siswa pada jam muraja’ah, baik di jam pertengahan atau di jam pembiasaan akhir sebelum pulang. Kami juga melakukan pendampingan atau guru belajar baca, makhraj, dan tajwid setiap hari Jumat,” kata Farid.
Hal itu dibenarkan Rina. “Alhamdulillah semua berjalan lancar karena adanya pendampingan pada jam muraja’ah dan pendampingan kepada guru seminggu sekali,” tuturnya.
Ketua Yayasan Perguruan Al Iman, Afrizal Sinaro menyatakan, kegiatan ini dan sejenisnya diperlukan untuk menumbuhkan semangat siswa dan guru dalam menghapal dan mengkaji Alquran. “Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada guru-guru kami atas kerja samanya untuk menyukseskan program tahfizh ini,” pungkasnya.