Sabtu 09 Feb 2019 11:57 WIB

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2019 Siap Digelar

Rembuk diharapkan membuka partisipasi publik dalam perumusan kebijakan pendidikan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Steering Committee Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Ananto Kusuma Seta (tengah) memimpin taklimat media persiapan RNPK tahun 2019 di Gedung Kemendikbud, Jumat (8/2).
Foto: dok. Humas Kemendikbud
Ketua Steering Committee Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Ananto Kusuma Seta (tengah) memimpin taklimat media persiapan RNPK tahun 2019 di Gedung Kemendikbud, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK). Rembuk ini sebagai wujud membangun sinergi antara seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dan masyarakat.

RNPK berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 11 hingga 14 Februari 2019, di kantor Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Bojongsari, Depok, Jawa Barat. RNPK ini direncanakan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo pada Selasa (12/2).

Ketua Steering Committee RNPK tahun 2019 Ananto mengatakan, dengan diselenggarakannya RNPK diharapkan dapat membangun sinergi pusat dan daerah serta masyarakat untuk menyukseskan program-program prioritas sebagaimana tertuang dalam Nawa Cita. Sekaligus merumuskan rancangan kebijakan pendidikan dan kebudayaan tahun 2020.

"Lewat RNPK ini, kita dapat berbagi pengalaman dan informasi terkait praktik baik serta permasalahan yang dihadapi dalam mengelola pendidikan dan kebudayaan serta bersama-sama merumuskan solusi yang dapat diadopsi oleh pihak-pihak terkait,” ujar Ananto Kusuma Setadi, Ahad (9/2).

 

Tahun ini penyelenggaraan RNPK mengangkat tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan". Dengan tema ini, Ananto berharap, seluruh peserta yang terdiri atas semua pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan dapat bersinergi dalam membuat strategi ke depan dalam menyukseskan program-program yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan kebudayaan.

 

Menurut Ananto, ada banyak isu strategis yang dibahas dalam diskusi kelompok. Mulai dari penataan guru, revitalisasi pendidikan vokasi, penguatan kewirausahaan, dan masalah lainnnya.

RNPK tahun 2019 melibatkan 1.232 peserta yang terdiri dari pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan di pusat maupun di daerah, termasuk organisasi sosial dan komunitas pendidikan dan kebudayaan. “Jumlah ini merupakan terbanyak lho. Jadi diharapkan bisa membuka partisipasi publik dalam perumusan kebijakan pendidikan," kata Ananto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement