Sabtu 09 Feb 2019 18:57 WIB

Kemendikbud Benahi Proses Pembelajaran

Kemendikbud menginginkan terciptanya kelas yang menyenangkan.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Foto: Republika TV/Joko Sadewo
Kegiatan belajar mengajar di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriano mengatakan proses pembelajaran di kelas harus dibenahi. Ia menginginkan terciptanya kelas yang menyenangkan.

"Saat ini kami fokus pada peningkatan proses pembelajaran, bagaimana meningkatkan kompetensi pembelajaran di kelas, prosesnya bukan konten atau materi pembelajarannya," ujar Supriano saat membuka program  Innovative Schools Programme (ISP) di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga

Menurut Supriano, guru-guru Indonesia tidak perlu diragukan lagi untuk masalah konten atau materi pembelajaran. Ia menilai yang masih menjadi kendala adalah membuat prosesnya menjadi menyenangkan, membuat siswa berpatisipasi aktif, dan menjadikan siswa mampu mengungkapkan keinginannya.

Perbaikan proses pembelajaran tersebut dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga sistem zonasi. Untuk persentase peningkatan proses pembelajaran terdiri dari 70 persen pedagogik dan 30 persen konten atau materi pelajaran.

"Jika proses pembelajaran sudah baik, maka akan menghasilkan mutu yang baik pula," kata dia.

Supriano menyambut baik ISP yang diinisiasi sejumlah sekolah satuan pendidikan kerja sama, yakni Jakarta Intercultural School (JIS) bersama Yayasan Emmanuel, dan Mentari Intercultural School Jakarta, dan lainnya. Dengan metode modern, para pengajar dari sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) berbagi pengetahuan internasional mereka tentang cara dan praktik mengajar yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

"ISP mendorong para guru agar melibatkan para murid selama proses tersebut. Mereka harus melakukan pendekatan dengan berbagai pertanyaan sehingga partisipasi siswa lebih tinggi," kata  Community Educational Outreach Coordinator JIS, Greg Zolkowski.

Greg menjelaskan bagi pihaknya pengetahuan tidak statis berada dalam kotak tertutup, karena hal itu bisa diperoleh dari banyak arah dalam kelompok. Selama program ISP, para guru dari berbagai sekolah negeri tersebut harus mengikuti workshop yang dipandu oleh 60 pengajar JIS dalam 10 pertemuan.

Topik meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, strategi pengajaran yang inovatif, dan belajar lewat permainan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement