Ahad 10 Feb 2019 15:05 WIB

Kemenag Sampang Usut Hilangnya Tunjangan Guru Madrasah

Uang tunjangan yang dilaporkan hilang dalam rekening adalah milik guru non-PNS.

Kesejahteraan guru madrasah yang dibawahi Kemenag
Foto: Republika
Kesejahteraan guru madrasah yang dibawahi Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang, Jawa Timur berjanji segera mengusut hilangnya uang tunjangan profesi guru di rekening Bank Tabungan Negara (BTN) yang dikeluhkan para guru penerima tunjungan tersebut. Uang tunjangan yang dilaporkan hilang adalah milik guru non-PNS.

"Kami akan melakukan pengecekan terkait kasus ini ke pimpinan BTN Sampang," kata Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Sampang, Mawardi, di Sampang, Ahad (10/2).

Mawardi mengemukakan hal ini, menanggapi laporan hilangnya uang tunjangan profesi guru non-PNS di bawah naungan Kemenag Sampang, Madura, Jawa Timur pada beberapa hari lalu. Sebelumnya, penerima tunjangan profesi guru non-PNS bernama Yenni Tri Yulianti Anggraini (34), yakni seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) asal warga Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang melaporkan hilangnya uang tunjangan profesi guru di nomor rekening miliknya.

Penerima tunjangan ini mencurigai, telah menjadi korban sasaran kejahatan perbankan bermodus duplikasi data pribadi atau skimming. Namun pihak Kemenag Sampang berpendapat lain. Mawardi menduga, hilangnya saldo tunjangan fungsional tersebut hanya kesalahan sistem.

Sebab, menurut dia, kejadian seperti itu bukan hanya dialami Yenni, melainkan guru penerima lainnya. "Maklum, penerima tunjangan di Sampang mencapai 3.000 guru non-PNS se-Kabupaten Sampang," katanya.

Ia lebih lanjut menjelaskan, sampai saat ini sudah ada tiga orang guru penerima tunjangan bermasalah seperti yang dialami guru MI asal Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Madura itu. "Ada yang ketukar, ada juga yang saldo double. Ini saking banyaknya penerima yang diproses, tetapi akhirnya diproses ulang," kata Mawardi.

Oleh karenanya, Mawardi berjanji yang bersangkutan tidak perlu panik terkait hilangnya uang tunjangan profesi guru non-PNS di rekening penerima tunjangan itu. Sebelumnya suami Yenni, Abdul Wafi (35) menceritakan, istrinya merupakan penerima tunjangan sebesar Rp3 juta.

Namun, saat mengecek ke anjungan tunai mandiri (ATM) BTN, ia malah kaget, karena saldo rekening tunjangan fungsional milik istrinya itu tidak ada. "Padahal buku rekening dan ATM masih ditangan kami," katanya.

Berbagai upaya dilakukan Yenni agar saldo tunjangan yang hilang tersebut ada titik terang. Guru yang sudah mengajar 12 tahun di MI Roudotul Islam, Desa Sokobanah Tengah, Kecamatan Sokobanah itu, langusng memberitahu ke Kantor Kemenag Sampang dan pihak bank.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement