REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Program Indonesia Pintar (PIP) diklaim mampu menurunkan angka putus sekolah di Klaten, Jawa Tengah. Plt Kepala Dinas Kabupaten Klaten, Sri Nugroho, mengatakan setidaknya sejak 2017 hingga 2018 jumlah penurunan sebesar 60 persen.
Dia merinci, jumlah siswa penerima manfaat PIP pada 2018 mencapai 86.832 siswa, yakni 59.926 siswa sekolah dasar (SD), 26.534 siswa sekolah menengah pertama (SMP), dan 372 siswa pendidikan kesetaraan (Diktara).
“Dari jumlah tersebut telah mengurangi angka putus sekolah yang jumlah pada 2017 sebanyak 136 siswa, berkurang menjadi 54 siswa di tahun 2018. Dengan demikian, angka putus sekolah berkurang sebanyak 60 persen di tahun 2018,” jelas Sri di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNKP) di Sawangan, Depok, Selasa (12/2).
Selain menekan angka putus sekolah, lanjut Sri, PIP juga membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mendukung program pendidikan dasar sembilan tahun. Karena siswa rentan miskin atau miskin dapat terbantu untuk terus bersekolah sampai tingkat atas.
Untuk memastikan pendistribusian PIP, kata dia, pemerintah daerah Klaten telah melakukan sosialisasi dan distribusi melalui kepala sekolah, Musyawarah Kesepakatan Kepala Sekolah (MKKS), Koordinator Wilayah (Korwil), dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Sedangkan pengawasan distribusi PIP dilakukan dengan cara mendatangi sekolah untuk mengetahui jumlah penerima manfaat.
"Semua hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa pendistribusian tersebut tepat sasaran," jelas Sri.
Sementara itu, Pemerintah Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah juga memberikan apresiasi pembaruan pengembangan layanan Program Indonesia Pintar (PIP) yang sebelumnya berupa pemberian uang tunai di teller bank, saat ini dipermudah dengan adanya Kartu Indonesia Pintar (KIP) berupa Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Hal tersebut diutarakan Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Muhammad Irfansyah, saat ditemui di tengah-tengah acara RNPK tahun 2019.
“Pengembangan layanan PIP saat ini sudah sesuai dengan perkembangan zaman. Saat ini siswa sudah tidak perlu lagi antre di teller bank, tetapi Kemendikbud telah mengembangan pencairan dana manfaat PIP dengan menggunakan KIP-ATM, dan ini patut diberikan apresiasi,” ujar Irfansyah.
Irfan mengatakan, penggunaan KIP-ATM di wilayahnya sangat membantu, khususnya daerah yang jauh dari kota tidak perlu lagi mencari bank yang telah ditunjuk untuk melakukan proses adminitrasi pencairan dana manfaat PIP. Dia berharap pihak bank penyalur dapat melakukan jemput bola untuk mempermudah pencairan dana PIP, seperti membawa mobil ATM.
“Sementara ini masih berharap bank yang telah di pilih dapat membantu dengan jemput bola,” kata dia.
Selain jalur pendidikan formal, kata dia, Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur juga menaruh perhatian terhadap peserta didik pendidikan kesetaraan. Penyerapan dana manfaat PIP untuk jenjang ini masih terus dilakukan. “Penerima dana PIP dari pendidikan kesetaraan saat ini masih terus lakukan,” ujar Irfan.