REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekolah di DIY khususnya SMK (Sekolah Menengah Keguruan) terus melakukan revitalisasi yakni bekerja sama dengan dunia usaha/industri. Revitalisasi sebagai upaya agar daya serap terhadap lulusan SMK itu tinggi.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, K Baskara Aji. Ia mencontohkan, revitalisasi ini yakni ketika SMK bekerja sama dengan Alfamart ada yang diberi nama kelas Alfamart. Kemudian, SMK yang bekerja sama dengan suzuki ada kelas Suzuki.
Demikian pula SMK bekerja sama dengan produsen alat berat Komatsu, maka kelasnya ada yang diberi nama Komatsu, dan seterusnya. “Hal ini untuk menjembatani supaya lulusan dari SMK di DIY segera memasuki dunia kerja dan tentu dari masing-masing perusahaan juga diminta untuk mengajar di sekolah tersebut sebagai guru tamu," jelasnya.
Selain pula pihak perusahaan diminta untuk membantu penyediaan peralatannya. Misalnya dari Daihatsu bila bekerja sama di salah satu SMK yang ada jurusan otomotifnya, maka alat-alatnya juga menggunakan alat dari Daihatsu.
Ia mengakui setelah adanya revitalisasi tersebut, jumlah lulusan SMK dari DIY yang terserap di dunia kerja terjadi peningkatan. “Kalau dulu anak SMK yang masuk lulusan dunia kerja dalam tahun pertama setelah lulus sekitar 50 persen, tapi sekarang sekitar 62-63 persen."
Sebenarnya, lanjut dia, penerapan revitalisasi ini sudah dilakukan sejak sekitar 3-4 tahun yang lalu. Aji, sapaan akrabnya, yang juga Ketua PGRI DIY ini menambahkan, karena keberhasilan tersebut, maka dalam pekan ini Pemda DIY yang diwakilkan kepala Disdikpora DIY diminta untuk melakukan presentasi di Jakarta tentang best practise terkait revitalisasi SMK di DIY.