REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Indonesia Pintar (PIP) menjadi salah satu program unggulan pemerintah, khususnya dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin, atau anak di panti asuhan. Program tersebut diklaim telah menurunkan angka putus sekolah di beberapa daerah, salah satunya di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Puncak Jaya, Amir Wonda, mengemukakan PIP menjadi salah satu program unggulan yang dapat menarik anak-anak putus sekolah kembali ke sekolah di wilayahnya. Tidak hanya siswa saja yang merasakan manfaat dari PIP, tetapi juga dapat meringankan beban orang tua dalam membiayai kebutuhan pendidikan anak.
"Bagi daerah, PIP turut meningkatkan partisipasi sekolah di tiap daerah,” kata Amir pada acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2019, Rabu (13/2).
Menurut dia, PIP juga telah mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila khususnya sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya program yang mulai diluncurkan pada tahun 2014 ini, Amir berharap angka putus sekolah dapat ditekan, baik dari wilayah paling timur hingga paling barat Indonesia. Tidak hanya hanya di daerah perkotaan, program ini juga menyasar daerah-daerah di pelosok, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Kendati demikian, dia mengaku pihaknya masih mengalami kendala keamanan dan kondisi geografis dalam penyaluran PIP di Kabupaten Puncak Jaya Papua. Namun pihaknya terus berusaha mengedukasi masyarakat akan pentingnya pendidikan dan tujuan serta manfaat PIP melalui pertemuan, juga saat pelaksanaan ibadah.
Ia berharap Program Indonesia Pintar dapat terus dilaksanakan. Sebab ini dinilai sangat membantu memberikan layanan prima pendidikan, bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
“Program ini sangat baik untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk terus melanjutkan pendidikannya,” harap dia.