REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk membekali pengetahuan siswa tentang kemajuan teknologi biologi tropis, SMA Bakti Mulya 400 Jakarta menyelenggarakan field trip (kunjungan lapangan) ke Seameo Biotrop di Bogor. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 7-8 Februari 2019.
Rombongan dilepas oleh Kepala Sekolah SMA Bakti Mulya 400, R Saiful Achmad SPd di lobi sekolah, Kamis(7/2) pagi. “Peserta field trip berjumlah 29 siswa. Mereka adalah siswa program Cambridge dan SKS 2 tahun. Dalam kegiatan ini siswa didampingi oleh lima guru pendamping dengan tugas yang telah ditentukan,” kata Saiful Achmad dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/2).
Seameo Biotrop merupakan salah satu pusat (centre) di bawah Seameo (South East Asian Ministers of Education Organization). Seameo Biotrop mempunyai tugas melayani jasa laboratorium pengujian, termasuk aktivitas penelitian biologi tropika.
“Dengan kunjungan dan praktik di tempat tersebut diharapkan siswa SMA Bakti Mulya 400 memperoleh pengetahuan dasar atau teknologi mengenai kultur jaringan produksi bibit tanaman. Selain itu siswa juga mampu memahami budidaya tanaman hidroponik dan jamur tiram,” ujarnya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan ini, selain memperoleh wawasan tentang kemajuan teknologi budidaya jaringan, siswa juga bertambah wawasan kewirausahaannya”.
Setelah sampai di lokasi kegiatan, siswa berkesempatan untuk mengunjungi area hidroponik, area budidaya jamur, laboratorium kultur jaringan dan entomologi. “Siswa yang berkunjung di setiap area akan mendapatkan informasi sesuai bagian tersebut, ” kata ketua pelaksana kegiatan, Lina Yulinda SPd.
Siswa SMA Budi Mulya 400 memperhatikan tanaman hidroponik di Seameo Biotrop, Bogor.
Ia menyebutkan, di area budidaya tanaman hidroponik, siswa mendapatkan penjelasan komponen penting dalam budidaya tanaman dengan media air. Di area budidaya jamur, siswa memperoleh informasi tentang proses budidaya jamur tiram. Di area kultur jaringan, siswa memperoleh pengetahuan tentang cara penanaman dan pemeliharaan tanaman hasil kultur jaringan.
Linda mengungkapkan, semua informasi tersebut akan dilaporkan siswa di sekolah dalam berbagai bentuk. Siswa akan membuat laporan tertulis yang dilengkapi dokumen foto lalu dipresentasikan kepada teman lainnya.
Selain itu siswa juga membuat video yang menarik tentang berbagai proses budidaya tanaman yang dikunjungi. “Dan yang tak kalah pentingnya, siswa akan mencoba mempraktikkan pengetahuan tersebut di rumah maupun sekolah,” tuturnya.