REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 73 perguruan tinggi berpartisipasi dalam penyelenggaraan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai penyedia tempat dan perlengkapan ujian. Pendaftaran untuk syarat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) akan dilakukan pada 1 Maret 2019.
Universitas Indonesia (UI) misalnya, telah menyiapkan 3.000 komputer untuk digunakan pada UTBK. UI juga bermitra dengan beberapa sekolah di sekitarnya di wilayah Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur untuk menyiapkan komputer.
"Yang pasti persiapannya sudah 90 persen, kita sudah kerja sama dengan sekolah. Komputer juga sudah dicek semuanya fasilitas yang ada," kata Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Rifelly Dewi Astuti pada Republika.co.id, Rabu (27/2).
Ia juga menjelaskan, semua sekolah yang bekerja sama dengan UI telah diperiksa kelengkapannya. "Misal ada genset, komputer, jadi mereka sudah ada mekanisme yang harus diceklah. Insya Allah sudah siap," kata Rifelly.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menyiapkan 1.720 komputer untuk UTBK. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Ariani juga menegaskan sudah sepenuhnya siap dalam pelaksanaan UTBK tersebut.
"Untuk UTBK karena 1 Maret besok sudah mulai jalan pendaftaran jadi UGM sudah menyiapkan yang paling penting adalah infrastruktur, peralatannya," kata Iva.
Iva mengatakan, UGM menyediakan 16 lokasi di dalam kampusnya dan menggunakan 53 ruangan. 1.720 komputer yang telah disiapkan tersebut akan digunakan untuk satu kali tes UTBK. Selain itu, Iva juga memastikan server yang akan digunakan untuk ujian sudah siap sehingga tidak terjadi permasalahan teknis.
Seleksi masuk perguruan tinggi dilakukan dalam tiga jenis. Seleksi pertama adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) yang telah dilaksanakan dan akan diumumkan pada 23 Maret 2019. Selanjutnya adalah SBMPTN yang akan dibuka pendaftarannya pada awal bulan depan.
Selain itu, perguruan tinggi juga diperbolehkan menggunakan sistem ujian mandiri. Untuk SNMPTN daya tampungnya minimal sebanyak 20 persen dari kuota setiap program studi di PTN. Sementara SBMPTN minimal 40 persen dari kuota daya tampung program studi.
Untuk ujian mandiri, perguruan tinggi diperbolehkan menyediakan daya tampung maksimal 30 persen dari kuota program studi. Menurut Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), daya tampung nasional untuk SBMPTN sekitar 170 ribu.