REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kembali mendapatkan kepercayaan menjadi market focus country atau negara yang menjadi fokus penjualan pada London Book Fair (LBF) 2019. Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan yang mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid menyampaikan, keikutsertaan Indonesia ini sebagai langkah diplomasi budaya.
"Diplomasi kultural kita bukan sekadar memperkenalkan bentuk kesenian dan kebudayaan yang ada. Tetapi, mulai secara strategis melihat kesempatan yang tersedia untuk pengembangan dengan semangat kolaborasi," kata Hilmar, Selasa (5/3).
Keikutsertaan Indonesia sebagai market focus country di LBF 2019 ini menjadi kesempatan untuk berkolaborasi membidik pasar global. Interaksi ini, diharapkan dapat mendorong banyak produk lokal yang muncul.
Duta Besar (Dubes) Kerajaan Inggris untuk Indonesia, The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), dan Timor Leste, Moazzam Malik, mengungkapkan bahwa momen keikutsertaan Indonesia sebagai Market Focus Country pada LBF 2019 merupakan salah satu kegiatan utama untuk saling merayakan 70 tahun hubungan diplomatik yang terjalin di antara kedua negara. Inggris dan Indonesia terus berupaya mempererat hubungannya yang salah satunya diwujudkan melalui hubungan dagang di sektor industri kreatif.
Bagi Malik, Indonesia memberikan inspirasi mengenai kekayaan budaya, potensi ekonomi, pluralisme, dan demokrasi Indonesia. "London Book Fair adalah kesempatan, mungkin yang paling pas, untuk mempromosikan kesadaran mengenai Indonesia sebagai negara yang memiliki peran yang penting bagi kita semua," kata dia.