Kamis 07 Mar 2019 13:39 WIB

Ponpes Yadul ‘Ulya Bangun Masjid dan Gelar Khitanan Masal

Kegiatan itu didukung komunitas TDA dan pemain sinetron Preman Pensiun.

Wakil Bupati Garut, dr H  Helmi Budiman, didampingi pemain sinetron Preman Pensiun, melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Yadul 'Ulya, Garut.
Foto: Dok Ponpes Yadul 'Ulya
Wakil Bupati Garut, dr H Helmi Budiman, didampingi pemain sinetron Preman Pensiun, melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Yadul 'Ulya, Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT – Wakil Bupati Garut, dr H  Helmi Budiman meresmikan pembangunan Masjid Ponpes Yadul ‘Ulya, Jumat (1/3). Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan masjid yang berada di lokasi Ponpes Modern Digital Yadul ‘Ulya, Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya,  Tarogong Kidul,  Garut, Jawa Barat. 

Acara tersebut dibarengi dengan khitanan masal yang diikuti setidaknya 20 peserta.  Rangakaian kegiatan tersebut didukung oleh pelbagai kalangan, antara lain Komunitas Tangan Di Atas (TDA), serta kru dan pemain sinetron Preman Pensiun dan Bajaj Bajuri. Mereka antara lain,  Aris Nugraha (sutradara Preman Pensiun dan Bajaj Bajuri), dan para pemeran di antaranya Deny Firdaus, Andra Manihot, Kang Ica Naga, Dedi Moch Jamasari, Abenk Marco, M Fajar Hidayatullah, dan Kris Tato. 

Helmi Budiman menyatakan, Pemkab Garut   sangat mendukung keberadaan dan  juga pembangunan Masjid Ponpes Modern Digital Yadul ‘Ulya.  Hal itu lantaran  kegiatan Ponpes Yadul ‘Ulya sejalan dengan visi Kabupaten Garut, yakni  “Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera”. Sehingga, sangat diharapkan lembaga pendidikan keagamaan ini bisa menjadi rujukan bagi ponpes lainnya di Kabupaten Garut bahkan di Indonesia. 

“Pemkab pun sangat bangga, dan sangat mendukung formula pendidikan yang dikembangkannya,” ujar  Helmi Budiman dalam tausyiahnya seperti dikutip dalam rilis Ponpes Yadul ‘Ulya yang diterima Republika.co.id, Senin (4/3).

Wabup juga meyatakan  sangat bangga terhadap kepedulian Ponpes Yadul ‘Ulya yang dinilainya luar biasa terhadap pendidikan Agama Islam sebagai bekal keselamatan kaum Muslimin  di dunia, dan akhirat kelak.

photo
Wakil Bupati Garut, dr H Helmi Budiman, menyerahkan bingkisan untuk peserta khitanan masal di Pondok Pesantren Yadul 'Ulya, Garut.

Terkait makna khitanan, kata Helmi, utu  antara lain wujud nyata ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. “Nilai ketaatan itulah menjadikan pula bangsa kita hingga kini masih bertahan dalam bingkai NKRI, yang diperjuangkan dengan pengorbanan dan ketaatan,” ujarnya.

Menurutnya, mewujudkan pembangunan masjid, merupakan perwujudan cinta kaum Muslimin  kepada Allah SWT, cinta kepada Rasulullah SAW, cinta kepada para sahabat Rasulullah SAW, dan  cinta kepada Alquran. “Masjid merupakan pintu pertama untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. Karena itu, kami  menyampaikan apresiasi positif  serta penghargaan kepada donatur dari keluarga besar seluruh pemeran, dan sutradara sinetron Preman Pensiun. Semoga kita senantiasa mendapatkan keberkahan, selamat di dunia dan akhirat kelak,” imbuh Helmi Budiman.

Aris Nugraha mengatakan,  pihaknya  sangat tergugah memberikan sumbangsih terhadap pembangunan masjid Ponpes Yadul 'Ulya tersebut. “Kami  pun ingin membantu mengupayakan pemenuhan kebutuhan biayanya hingga tuntas pembangunannya,” ujarnya.

Ketua Yayasan dan Pimpinan Ponpes Yadul ‘Ulya, Angga Tirta mengatakan,  masjid tiga lantai itu, terdiri lantai dasar sebagai wahana pertemuan silaturahim;  lantai dua merupakan ruang utama masjid;  dan  lantai tiga sebagai wahana shalat kaum perempuan. Pembangunan masjid ini diperkirakan menelan dana Rp 4 miliar.

“Ponpes Yadul ‘Ulya, sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang merupakan pondok tahfizh  dan digital, bisa mewujudkan para santri/santriwati mandiri, antara lain berkah senantiasa mendapat binaan serta advokasi bisnis online dari komunitas wirausaha TDA,”  ungkapnya.

Ia mengemukakan, Ponpes Yadul ‘Ulya mengaplikasikan unicorn  yang berbasis pesantren dengan mengalolasikan areal seluas satu hektare untuk pengembangan usaha agrobisbis pesantren. “Dalam usaha agrobisnis ini kami memvariasikan tanaman padi dengan  umbi madu, sayur mayur, dan usaha peternakan, juga tanaman keras yang berfungsi pula konservasi di antaranya vegetasi bambu,” paparnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement