Rabu 13 Mar 2019 21:09 WIB

IGI: Pemerintah Seharusnya Tingkatkan Efektivitas Guru

Masih ada guru di Indonesia yang tidak efektif.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah)  berinteraksi pada kegiatan  belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa  (2/9). Para guru diharapkan  menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong  untuk selalu mencari
Foto: ANTARA/LUcky R
kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah) berinteraksi pada kegiatan belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa (2/9). Para guru diharapkan menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong untuk selalu mencari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menyoroti pemerintah yang akan mengadakan rekrutmen guru setiap tahunnya. Menurut dia, solusi yang sebaiknya dilakukan adalah peningkatan efektivitas guru. Ia berpendapat, masih ada guru di Indonesia yang tidak efektif.

"Banyak dari mereka yang hanya mengajar enam jam sepekan atau hanya 24 jam dalam sebulan. Bahkan ada guru yang ngajarnya hanya tiga jam sepekan atau 12 jam sebulan dan status mereka adalah pegawai negeri sipil," kata dia, dalam keterangannya, Rabu (13/3).

Langkah yang harus dilakukan, kata dia, adalah menjadikan semua guru PNS bisa mengajar 40 jam sepekan. Pemerintah juga harus memastikan tidak ada lagi satupun guru yang mengajar dibawah 24 jam setiap pekannya.

Caranya, lanjut dia, perlu penyederhanaan jumlah mata pelajaran atau penyederhanaan sistem linieritas. Dengan demikian, guru bisa mengajar lebih dari dua mata pelajaran.

"Tapi yang paling prioritas adalah menyederhanakan jumlah mata pelajaran menjadi cukup 4-5 di SMP dan SMA. Penjurusan di SMA di hapuskan. Cara ini sekaligus mampu mengurangi jumlah jurusan di LPTK. Sehingga calon guru yg berstatus pengangguran tak semakin banyak," kata dia.

Selain itu, ia menambahkan di SD perlu dibuat lebih efektif. Saat ini, guru SD kelas 1 hanya mengajar jam 7.30-10.00 setelah itu istirahat. Seharusnya di SD, setiap guru menangangi dua rombel. "Satu rombel pagi dan satu rombel siang sehingga sekolah di daerah terpencil cukup memiliki tiga ruang kelas saja, selebihnya bisa difungsikan lain," kata dia lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement