REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memastikan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah berjalan lancar. Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau UNBK di SMK Jateng, Jl Brotojoyo Kota Semarang, Senin (24/3). Gubernur mengatakan jika hingga saat ini, ia belum mendapat laporan terkait adanya gangguan teknis pelaksanaan UNBK tingkat SMK tersebut.
Di SMK Jateng misalnya, pelaksanaannya bagus, sarana pendukungnya, komputernya cukup. Ada juga ahli di bidang IT yang mengawal. “Sehingga kalau ada masalah atau kendala teknis bisa langsung ditangani,” ungkapnya, di Semarang, Senin (25/3).
Pemprov Jawa Tengah, masih jelas gubernur, sudah jauh-jauh hari mempersiapkan pelaksanaan UNBK ini. Caranya belajar dari kekurangan pada pelaksanaan-pelaksanan UNBK tahun sebelumnya.
“Semua harus standby, dan dipastikan jangan sampai ada layanan yang kurang sehingga membuat siswa kesulitan atau bahkan terhambat dalam melaksanakan UNBK hari pertama ini,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengintip salah satu ruangan pelaksanaan UNBK di SMK Jatrng, Semarang, Senin (25/3). Gubernur memastikan haribpertama pelaksanaan UNBK1 jenjang SMK aman dari kendala teknis. (Istimewa)
Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Sulistyo mengatakan, pelaksanaan UNBK untuk jenjang SMK di daerahnya kali ini diselenggarakan di 1.538 sekolah SMK. Jumlah peserta yang mengikuti UNBK di Jawa Tengah, total sebanyak 247.089 siswa. Untuk SMK, pelaksanaan UNBK dimulai hari ini hingga 28 Maret 2019.
“Sementara untuk UNBK jenjang SMA/MA rencananya akan dilaksanakan pada 1,2,4 dan 8 April 2019 dan Sementara SMP/MTs akan dilaksanakan pada 22-25 April nanti,” lanjutnya.
Semua proses ujian di SMA/SMK di Jawa Tengah tahun ini, kata Sulistyo, semuanya sudah berbasis komputer. Pihaknya juga memastikan bahwa sarana prasarana telah disiapkan sejak awal. Kendati begitu masih ada beberapa SMK, terutama yang ada di pelosok terpaksa melaksanakan UNBK di sekolah lain.
“Istilahnya nunut (menumpang), namun itu hanya sedikit karena semua sekolah sudah kami persiapkan sejak awal," tegasnya.