REPUBLIKA.CO.ID, WASIOR -- Ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di SMA Negeri 01 Teluk Wondama, Papua Barat masih dilaksanakan secara bergiliran karena jumlah komputer di sekolah ini terbatas. SMAN 01 merupakan satu-satunya sekolah di daerah tersebut yang melaksanakan UNBK.
Sekolah lain masih melaksanakan ujian dengan pensil dan kertas karena terkendala masalah sarana dan prasarana. "Tahun ini, kali pertama kami melaksanakan UNBK," kata Kepala SMAN 01 Wondama Wenan Imburi di Wasior, Selasa (2/4).
Tahun ini ada 172 siswa yang mengikuti ujian. Pelaksanaan UNBK dibagi dalam tiga sesi karena menyesuaikan jumlah komputer yang hanya 60 unit.
"Sesi pertama 58 orang masuk, kedua 58 ketiga 57 dengan durasi waktu masing-masing dua jam," kata Wenan di sela-sela pelaksanaan UNBK hari kedua.
Meskipun baru pertama kali menggelar UNBK, dia optimistis anak-anak didiknya tidak akan mengalami kesulitan. Persiapan yang dilakukan termasuk simulasi selama tiga kali dirasa cukup untuk membekali para siswa dalam menghadapi ujian secara elektronik tersebut.
"Kami yakin dengan simulasi yang kami ajarkan bahkan ada beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan UNBK kita pakai sistem ujian komputer sehingga membiasakan mereka semakin pintar menggunakan komputer dan ketika masuk mereka sudah siap," ujarnya.
SMAN 01 Wondama, bukan satu-satunya sekolah yang mengalami keterbatasan komputer. Sekolah di daerah lain masih mengalami nasib serupa, diantaranya SMAN 02 Manokwari.
Meskipun berada di pusat ibu kota provinsi, SMAN 02 Manokwari juga masih mengalami kekurangan komputer. Jumlah komputer di sekolah tersebut belum mampu untuk mengakomodir secara keseluruhan peserta ujian. Layaknya SMN 01 Wondama, pelaksanaan UNBK SMAN 2 Manokwari pun masih dilaksanakan secara bergiliran yang dibagi dalam tiga sesi.