Selasa 09 Apr 2019 22:50 WIB

Penuh Haru, Prosesi Wisuda Siswa SMK Assalam Jantho

Wisudawan/wisudawati yang merupakan putra-putri asli Aceh

Rep: A Syalabi Ichsan/ Red: Agung Sasongko
SMK Grafika Assalam merupakan bagian dari program SMP-SMK Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS).
Foto: Dok SMK Grafika Assalam
SMK Grafika Assalam merupakan bagian dari program SMP-SMK Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS).

REPUBLIKA.CO.ID, JANTHO -- Sebanyak 43 siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika Assalam menjalani prosesi wisuda pada Selasa (9/4) di Jalan Transmigran 02, Kota Jantho, Aceh Besar.

Wisudawan/wisudawati yang merupakan putra-putri asli Aceh tersebut menjalani wisuda setelah menjalani pendidikan tiga tahun di SMK Grafika Assalam. SMK Grafika Assalam merupakan bagian dari program SMP-SMK Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS). Program pendidikan yang diinisiasi oleh Baitulmaal Muamalat (BMM).

Prosesi wisuda dihadiri oleh Direktur Eksekutif Baitulmaal Muamalat, Teten Kustiawan, Direktur MSBS Gunawan Indra Hasibuan, pejabat pemerintah terkait, aparat TNI/Polri setempat, tokoh masyarakat dan orang tua wisudawan/wisudawati.

Aulia Farhan salah satu wisudawan mengucap penghargaan kepada ayah dan ibunda tercinta. Harapan menjadi pemimpin Islam yang besar dan anak yang berbakti kepada kedua orang tua. "Tak ada hijab antara doa ibu kami dengan Allah SWT,"ucap dia.

Tak lupa, Aulia menyampaikan terima kasih kepada Baitulmal Muamalat yang telah membiayai pendidikan di MSBS."Mewakili para siswa angkatan ke 6 mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada Baitulmal Muamalat yang telah memberikan donasi untuk pendidikan kami,"ujar dia

Pada awalnya, BMM menyelenggarakan  pendidikan program Islamic Solidarity School (ISS) yang didirikan Islamic Development Bank (IDB). ISS ditujukan untuk membina anak korban tsunami dan konflik untuk mendapatkan pendidikan formal yang setara dengan SMK.

Bertepatan dengan wisuda tersebut, program MSBS diresmikan. Program MSBS digulirkan sebagai transformasi dari ISS. "Ini bukan hanya perubahan nama saja. Tetapi transformasi menyeluruh dari sistem lama dan parsial menuju sistem baru terintegrasi,"ujar Teten Kustiawan.

Transformasi tersebut, ujar dia, berupa perubahan jenjang pendidikan dari tiga tahun menjadi enam tahun. Dalam program tersebut, siswa akan belajar di SMP dan SMK berasrama. Dia berharap agar para lulusan  bisa memiliki kompetensi, karakter serta akhlak Islami yang siap pakai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement