REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Setiap sekolah biasanya memiliki tradisi khusus menjelang Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). SMP Pesantren Tahfizh Madinatulquran, Cilodong, Depok mengadakan acara tumpengan sebagai tanda berakhirnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Rabu (10/4). Acara yang disertai dengan doa bersama ini dihadiri oleh seluruh sivitas Pesantren Tahfizh Madinatulquran (MQ), mulai dari yayasan hingga para guru dan karyawan.
Selain untuk memupuk kebersamaan antaryayasan, guru, dan santri, acara ini juga dimaksudkan agar para santri memiliki motivasi yang kuat dalam menghadapi USBN. Diawali dengan bacaan Alquran oleh santri penghafal Alquran.
Suasana sahdu mengiringi acara yang dimulai dari jam 13.00 WIB ini. Nampak perasaan tegang pada ekspresi wajah para santri kelas IX ini, apalagi seluruh guru dan karyawan terlibat langsung dalam persiapan yang sedang mereka lakukan. Perasaan tegang mereka perlahan mulai mencair setelah mendengarkan siraman rohani dan motivasi dari Pembina Yayasan, KH Khairul Muttaqin, Lc.
Dalam wejangannya ia menekankan pentingnya meningkatkan ibadah pada Allah SWT. melalui tilawah dan ibadah sunah lainnya, sehingga Dia ridha dan memudahkan urusan mereka. Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa mereka adalah tuan yang senantiasa dilayani dan diperhatikan sepenuh hati oleh seluruh guru dan karyawan.
Siswa Madinatulquran Depok gelar tumpengan dan doa bersama jelang USBN.
Oleh karena itu, para santri tidak perlu khawatir, hadapi USBN ini dengan perasaan relaks dan jiwa yang tenang, sebab ketenangan akan menyebabkan kesuksesan. Sebaliknya, sikap terburu-buru dan panik akan menyebabkan kegagalan.
Pada akhir sambutannya, K.H. Khairul meminta agar para santri menelpon orangtua mereka untuk meminta doa dan keridhaannya. Pada acara ini juga, Direktur Pendidikan Pesantren Ustaz Ghufron Hasan, memberi sambutan dan motivasi pada para santri agar memaksimalkan ikhtiar mereka dalam belajar, tanpa mengkhawatirkan hasil akhir ujian.
Sebab yang utama adalah prosesnya, sementara hasil merupakan bonus dari setiap proses yang diupayakan. Lebih lanjut ia sampaikan, sejatinya seorang Muslim melibatkan Allah SWT. Dalam setiap usahanya, jika Allah ridha terhadap seorang hamba, maka semua hal akan dimudahkan.
Acara ini diakhiri dengan salaman untuk saling memaafkan, santri menghampiri para guru mereka untuk meminta doa restu sehingga mereka dimudahkan dalam menghadapi ujian.