REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Bandung (Unisba) telah menginjak usia 15 tahun. Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, di usia ke-15 tahun FK Unisba akan terus menjadi islamic medicine sesuai visi misi Unisba. Yakni, baik dari kurikulum maupun lulusannya harus mengarah kepada ilmu kesehatan yang islami.
"Itu yang akan kami terus kembangkan. Selain itu, saat ini yang paling mendesak adalah kami harus membuat Rumah Sakit (RS) Pendidikan," ujar Edi kepada wartawan usai acara Peringtan Milad FK Unisba ke 15, akhir pekan lalu.
Edi mengatakan, di usia 15 tahun ini FK menjelang remaja maka pelayanannya harus meningkat lagi. Saat ini, yang lebih berat adalah mendirikan RS Pendidikan.
"Dari sisi sarana dan prasarana kita belum memiliki RS Pendidikan. Ya, ini mendesak makanya kami akan membangun," katanya.
Menurut Edi, pihaknya sudah berkeliling untuk mencari lokasi yang tepat dibangunnya RS Pendidikan. Tapi, tak mungkin lokasinya di wilayah Kota Bandung jadi kemungkinan di mencari di Bandung Raya.
"Setahun ini, yayasan dan rektorat terus mencari lokasi," katanya.
Terkait target, menurut Edi, ia berbarap secepatnya bisa membangun. Namun, memang prosesnya akan cukup panjang. Karena, untuk memproses izin pendirian saja minimal harus dua tahun.
"Ya paling tidak semasa saya menjabat prosesnya sudah dimulai. Ya, di 2021 sudah punya lokasi, sudah planing dan setelah itu bisa membangun," katanya.
Konsep RS Pendidikan yang akan dibangun, kata dia, kemungkinan akan dibangun RS tipe C. Misalnya, seperti RS Ujungberung. Minimal, membutuhkan lahan seluas 1 hektare. Unisba, sudah mengecek lahan ke Soreang dan Soekarno Hatta. Tapi, harus melihat peruntukan wilayah tersebut daerahnya untum pemukiman atau perkantoran.
"Kami akan cari secepat mungkin karena mendesak. Yang penting, lokasinya akses mudah ke tol untuk emergency," katanya.
Selain melengkapi sarana dan prasarana, kata dia, Unisba pun akan terus meningkatkan kompetensi dan keilmuan semua mahasiswa dan lulusan FK Unisba. Walaupun, saat ini lulusan Unisba selalu menghasilkan lulusan di atas rata-rata nasional saat ujian kompetensi.
"Kami akan meningkatkan kompetensi dosen untuk mengejar pangkat strukturalnya. Harus kita genjot jangan terlena. Upaya dilakukan ada paper camp sekitar 60 dosen untuk percepatan guru besar," katanya.
Di tempat yang sama, Dekan FK Unisba, Ieva B Akbar mengatakan, rumah sakit pendidikan itu tak hanya untuk kepentingan pendidikan, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Nantinya, rumah sakit tipe C, ini untuk pelayanan primer. Rumah sakit ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
"Terutama era JKN, BPJS kan belum teratasi secara baik. Kami berharap mampu mengatasi masalah ini dengan baik," katanya.
Ieva berharap, dalam waktu dekat pihaknya sudah menetapkan lokasi RS Pendidikan tersebut. Karena, memang ada beberapa pilihan. Ada kemungkinan di selatan, tapi ada juga tawaran di dekat Subang dan dekat Sumedang.
"Ada beberapa pilihan jadi blm fix. Tapi, tentu saja harus mengambil tempat yang nanti kasus penyakit terjangkau oleh masyarakat. Ada saran dari Dinkes dekat Subang dan dekat Sumedang atau Bandung Selatan," paparnya.
Sebetulnya, kata dia, kebutuhan RS pendidikan ini tak mendesak karena Unisba sudah memiliki kerja sama dengan 11 RS pendidik untuk belajar. "Jadi kita sebarnya tak terlalu kesulitan dan sudah memenuhi untuk belajar," katanya.
Namun, kata Ieva, kalau ada RS Pendidikan akan lebih baik. Karena, tidak hanya untuk mahasiswa yang sedang belajar, rumah sakit juga untuk alumni yang ingin bekerja di sana. Di usianya ke-15, Ieva berharap, FK Unisba bisa berkiprah di tataran global. Oleh karenanya, kurikulum terus ditingkatkan. Kolaborasi dengan negara lain, utamanya negara Islam juga diperbanyak.