REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sekolah Karakter Genius Islamic School (GIS) berkomitmen menanamkan pendidikan karakter kepada anak didiknya. Hal itu terwujud dalam wisuda dan pentas seni Taman Kanak-kanak/Playgroup Genius Islamic School.
Di dalam pentas seni yang ditampilkan oleh siswa-siswi TK dan playgroup ini, banyak nilai budaya Indonesia yang ditanamkan. Beberapa tarian daerah dipertunjukkan oleh para siswa-siswi dengan ceria dan berani.
Menurut Ketua Yayasan Mutiara Jenius Indonesia, Susanto, saat ini perilaku kasar anak, yakni bullying atau perundungan, semakin marak terjadi. Oleh sebab itu, ia selalu menekankan kepada para guru di Sekolah Karakter Genius Islamic School agar jangan sampai hal serupa terjadi di lingkungan sekolahnya.
"Memang saat ini bullying menjadi persoalan yang cukup serius, bukan hanya bullying fisik, verbal, ataupun psikis, tapi juga terkait bullying berbasis siber. Makanya, saya bersama manajemen mengingatkan bagaimana kasus bullying itu tidak terjadi di lingkungan pendidikan kita," kata Susanto, Kamis (25/4).
Sejak pendidikan dini seperti TK dan playgroup, siswa-siswi diajarkan bagaimana toleransi dan saling menyayangi. Selain itu, Ketua KPAI ini juga menilai keagamaan adalah hal yang harus ditanamkan sejak dini.
"Literasi pencegahan bullying itu diberikan terus pada anak-anak melalui metode bermain, seni, kemudian dengan pendidikan keagamaan. Juga kita lakukan agar anak-anak itu selalu sayang teman, toleransi terhadap teman, dan tidak melakukan tindakan yang tidak nyaman," kata dia.
Di dalam wisuda dan pentas seni tersebut, selain pertunjukkan budaya, para siswa juga menampilkan kemampuan hafalan surat pendek Alquran mereka. Para siswa pun membaca surat-surat pendek dengan lancar.
Sementara itu, menurut orang tua murid TK-B, Yuan ia merasa senang karena di acara tersebut bisa melihat perkembangan anaknya. "Untuk masuk ke SD mereka lebih mature lebih mandiri lagi selama sekolah di Genius Islamic School," kata Yuan.