REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wawasan tentang tantangan dan ancaman di zaman revolusi industri bagi generasi milenial terangkum dalam acara Career Day 2019, yang diselenggarakan di Aula SMA Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/4). Acara yang bertema “Generasi Milenial yang Kreatif & Inovatif untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0” itu menampilkan dua nara sumber. Yakni, Yose Tireza Arizal MSc, dan Maulida Aulia Rezki. Keduanya alumni SMA Bina Insani.
Seluruh siswa SMA Bosowa Bina Insani, baik reguler maupun internasional hadir mendengarkan paparan pengetahuan dan pengalaman tentang generasi milenial berikut dinamikanya dari Yose sebagai vice President Regional Grab Wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY. Juga wawasan entrepreneurship dari Maulida Aulia Rezki, CEO Marshoppingland dan postgraduate Student of Sekolah Bisnis IPB.
Kepala SMA Bina Insani, Dedi Supriyadi, menjelaskan, kegiatan Career Day 2019 merupakan Program Tahunan SMA Bina Insani yang bekerja sama dengan Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA Bina Insani Bogor. “Kegiatan ini dalam rangka memberikan kesempatan dan pengetahuan terbaik tentang profesi dan wawasan karir di masa depan nanti. Juga memberikan pemahaman untuk selalu bercita-cita dan mengembangkan ambisinya untuk bisa menjadi orang sukses,” kata Dedi Supriyadi seperti dikutip dalam rilis Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) yang diterima Republika.co.id, Kamis (25/4).
“Didiklah anak-anakmu, bukan di zaman mu, karena mereka hidup 10 dan 20 tahun yang akan datang. Zaman yang berbeda dengan saat ini. Persiapkan mereka hidup untuk menguasai kehidupan. Berhasil memberikan manfaat dan menyiapkan diri agar siap menghadapi masa depan. Hal ini yang menjadi dasar kegiatan ini,” lanjut Dedi.
Ketua PABBI SMA, Nevita Retno Rahadjadmi, menjelaskan bahwa career day sebagai upaya pengenalan profesi lebih mendalam, membuka wawasan siswa tentang profesi yang kelak menjadi pilihan hidupnya. “Paling penting adalah siswa bisa mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja dalam persiapan memasuki masa depan dan industri 4.0. Apalagi mereka adalah generasi yang lahir sekarang akan menjadi pemimpin nantinya,” ujarnya.
Wakil Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah, Sudirman menekankan, saat ini segala hal berbasis internet. “Revolusi 4.0 harus kita fahami betul. Itu semua mempengaruhi kehidupan kita dengan internetnya atau cloud computing-nya,” kata Sudirman saat membuka acara.
Ia menambahkan, revolusi industri dimulai saat terjadi lompatan ekonomi, dengan diciptakannya mesin uap oleh James Whatt. Hal itu membangkitkan ekonomi per kapita negara enam kali. Selanjutnya perkembangan elektronik dan berbagai inovasi, pembangkit tenaga listrik, manufaktur luar biasa berkali-kali lipat perkembangannya.
“Dan saat ini kita sudah beralih ke teknologi informasi. Semua hal berbasis internet sehingga berdampak besar bagi masyarakat. Lompatan inovasi dan kreasi, dan bahkan profesipun terpengaruh. Jualan online, laman shopping dan bahkan transportasi online seperti Grab ini lah yang muncul di zaman sekarang.”
Yose Tireza Arizal berbagi pengalaman hidupnya yang sungguh memotivasi. Dari mulai berburu beasiswa belajar ke luar negeri; pengorbanan hidup untuk keluarganya; dan juga perjuangan Grab meraih posisi sekarang. Yose menjelaskan, Grab saat ini sudah mencapai 3 miliar journey dan hal itu tidak dicapai dengan instan. Dalam 5 tahun awal sebanyak 1 miliar journey, selanjutnya 1,5 tahun meraih 2 miliar journey, dan tambahan menjadi 3 journey hanya dalam 9 bulan. Dan bisa jadi dengan perkembangan teknologi yang pesat nanti bisa hanya tiga bulan saja.
“Ride sharing sebuah keniscayaan. Apalagi jalanan tidak bertambah. Jumlah orang yang bertambah. Maka mari ciptakan masa depan yang better, greener, and sustainable. Apalagi saat ini internet adalah keniscayaan. Semua tahap menjadi mudah karena terkoneksi internet mengubah gaya hidup serta keseharian kita,” ungkap Yose.
“Dulu koran, majalah, televisi, surat menyurat sebagai media komunikasi. Saat ini tergantikan oleh kanal berita online, kanal video online, dan e mail. Bayangkan dalam satu menit terjadi berbagai hal. Bisa diviralkan beribu-ribu kali bahkan berjuta-juta kali. Nah, hal ini yang harus dijadikan peluang,” tambahnya.
Ia menambahkan, kondisi saat ini bisa dijadikan tantangan atau ancaman. Butuh kewaspadaan dan penerimaan yang tepat.
“Kita harus hadapi dan siasati. Pengguna internet yang rata-rata adalah generasi Z, adalah pangsa terbesar yaitu sebanyak 40 persen. Namun kita harus fahami betul karakteristik milenial yang unik. Mereka mencari otentisitas, sangat aktif menggunakan media sosial seperti youtube, IG, twitter, gadget yang multifungsi dan lainnya. Penggunaannya pun lumayan, sekitar 4-5 jam sehari. Generasi milenial lebih menekankan pengalaman. Mereka tidak peduli brand, yang penting ratingnya paling bagus, instagramable, dan murah sebagai hal penting,” Yose menjelaskan lebih lanjut.
“Perkembangan teknologi sangat cepat saat ini. Pesan segala hal bisa dari HP. Traveling, semua barang tertampil di internet, translator, seminar online dan bahkan live concert. Masa depan terkoneksi internet. Bahkan pemikiran maju itu sangat banyak yang sudah terpikirkan, seperti mobil tanpa supir (driveless car), cashless ciber cash, QR code, Ovvo dan lainnya. Zaman yang beralih ke hal yang praktis, tidak ribet, bersih dan hemat waktu. Grab berupaya menjawab itu. Sebagai perusahaan jasa transportasi yang aman meningkat menjadi perusahaan yang membawa masyarakat lebih dekat kepada layanan yang penting bagi mereka,” paparnya.
Banyak hal yang bisa dipetik dari penjelasan Yose. Motto perusahaan “to grow we need to move forward together” mengandung pesan mendalam bahwa orang tidak bisa berkembang sendirian. Maju bersama. Grab yang bermarkas di Singapura bisa menjadi decacorn saat ini. Valuasinya sekitar 10 miliar dolar AS. Bukan lagi sebuah unicorn yang hanya memiliki nilai valuasi 1 miliar dolar AS.
“Hal ini terjadi karena kolaborasi dengan banyak orang. Bekerja bsama dengan orang yang memiliki cita-cita yang sama untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Grab menjadi solusi masyarakat yang saling menguntungkan. Grab menghubungkan penyedia jasa dengan konsumen. Mempertemukan pengguna jasa dengan resource dan kebutuhan,” tuturnya.
Yose Tireza Arizal MSc (kiri) dan Kepala SMA Bina Insani, Dedi Supriyadi.
Meski Yose merasa dirinya masih dalam kotak pandora karena masih sebagai karyawan, Yose sangat menekankan untuk memulai usaha dari dini. “Memulai bisnis semenjak muda. Bila memiliki ide, kerjakan. Berani mencoba untuk mewujudkan keinginan. Jadikan bekerja sebagai pengalaman dengan pemimpin yang baik agar kita memiliki impact ke masyarakat banyak,” paparnya.
Kedatangan narasumber selanjutnya, Maulida Aulia Rezki, melengkapi pengetahuan peserta career day. Maulida yang juga alumni SMA Bina Insani saat ini sudah menjadi CEO Marshoppingland. Beragam prestasi yang sudah dicapainya, mulai dari juara lomba bussiness plan, mahasiswa berprestasi dan wisudawan terbaik di Agribisnis IPB. Usahanya yang sudah dirintis semenjak Maulida menjadi siswa SMA ini ternyata sudah diperkuat menjadi CV. Bahkan Maulida sedang merintis usaha barunya yaitu Roti Mar Mar. Roti Cane berasal dari tepung ampas roti. Sungguh sebuah inovasi. Maulida juga travelpreneur. Berwisata sambil berusaha.
Maulida berbagi dengan siswa tentang pentingnya pengoptimalan media sosial. “Jadikan media sosial sebagai peluang. Mumpung masih muda. Kenali diri melalui positif dan negatifnya diri kita. Tetapkan target hidup sebanyak mungkin. Entah target itu akan tercapai atau tidak, harus dituliskan. Meski mimpi kita dirasa ketinggian tetap tuliskan saja. Saat pertama kali menjadi mahasiswa, saya wajib menuliskan 100 target hidup saya dan alhamdulillah hampir semua sudah tercapai. Target itu saya tempel di kamar dan itu terbaca setiap hari dan menjadi kekuatan untuk meraih target tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, kekuatan di bawah alam sadar menjadi kekuatan semesta sebagai pemicu untuk sukses. Jalan hidup, siap bertanggung jawab dalam langkah. Mengenal diri dulu sehingga mudah memecahkan masalah. Selain itu juga mampu menetapkan langkah penyelesaian. “Dan paling penting mampu menempatkan diri. Timeline-kan hidup kita. Hal yang membuat kita berbeda dari yang lain jadikan itu kesuksesan kita,” tuturnya.
Menurutnya, kegagalan bukan menjadi penghambat yang besar. Bila mengalami kegagalan maka harus cepat move on.
“Waktu setiap hari jumlahnya tetap. Kita harus mempunyai target untuk melakukan hal-hal tertentu saat jam-jam yang ditetapkan. Kapan kita harus iklan dan mengurusi usaha kita. Kapan kita harus belajar, misal membaca jurnal. Harus kita tetapkan agar kualitas diri kita terjaga dan target kita tercapai,” jelas Maulida.