REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 30 dari 56 sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kota Batam masih menempuh Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Hal itu dilakukan karena masih minimnya sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di pulau-pulau kecil sekitar Pulau Batam.
Kota Batam merupakan wilayah kepulauan yang meliputi Pulau Batam sebagai pulau terbesarnya, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Karena kondisi geografis itulah, pendidikan di Kota Batam belum merata secara keseluruhan, salah satunya dalam pelaksanaan ujian nasional (UN).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan, tujuh hingga delapan SMP negeri yang terletak di luar Pulau Batam, sampai saat ini belum teraliri listrik. Di Kecamatan Galang salah satunya, listrik hanya berfungsi di malam hari.
"Kalau listrik ini kita tarik untuk sekolah, jaringannya jelas bermasalah," kata dia, dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (25/4).
Selain itu, ketersediaan laptop atau komputer dan jaringan internet juga masih menjadi kendala bagi SMP negeri di Pulau Batam. Agar bisa melaksanakan UNBK, beberapa sekolah meminjam laptop dan komputer dari siswa dan komite sekolah.
Hendri menuturkan, jika tahun depan sarana dan prasarana masih belum memadai, ia meminta maklum dari pemerintah pusat untuk tetap menggelar UNKP. Sebab, Kota Batam merupakan wilayah kepulauan dan cukup sulit menjangkau seluruhnya.
"Kita berharap bantuan sarana dan pra-sarana IT seperti komputer ini diperbanyak di daerah," kata dia.