REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Iran Octavino Alimudin mengatakan, kehidupan toleransi beragama yang memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia merupakan hasil dari pendidikan dini di sekolah serta pendidikan islam. Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan pembukaan Seminar Internasional di Bidang Pendidikan bertajuk: Islam, Democracy and Citizenship Education: the Experience of Indonesia and Iran di Qom, Iran.
“Kita harapkan juga pendidikan Islam dapat merespon perkembangan zaman dengan tetap meninggalkan ekstremisme agar keutuhan persatuan Indonesia dapat tetap terjaga," ujar Octavino dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/5).
Octavino juga menekankan, Indonesia dan Iran dapat terus berkolaborasi dalam kerja sama pendidikan, meningkatkan hubungan antaruniversitas di kedua negara, serta melakukan penelitian bersama, berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dalam seminar tersebut, dibahas mengenai pendidikan Islam dan tantangannya menghadapi modernitas, serta berbagai ilmu yang dapat dikembangkan untuk kemajuan kedua negara.
Seminar yang dihadiri oleh pengajar dan mahasiswa dari berbagai universitas di Qom dan sekitarnya itu, menjadi salah satu kegiatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang dirayakan oleh Indonesia serta bertepatan dengan Hari Guru di Iran. Hari yang diperingati kedua negara tersebut menjadi momen yang tepat untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman kedua negara di bidang pendidikan.
Dubes RI untuk Iran Octavino Alimudin berbincang dengan Dr. Majid (tengah) dan Dr. Sayid (kanan).
Melalui berbagai kegiatan seminar, diskusi, dan pertukaran penelitian diharapkan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Iran dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat kedua negara. Konferensi ini diselenggarakan KBRI Tehran bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) di Iran. Seminar tersebut juga bekerja sama dengan Al Mustafa International University yang berpusat di Qom.
Hadir pula sebagai pembicara dan narasumber, yaitu Prof Dr H Lomba Sultan MA, Wakil Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Dr Majid Khaleqpor, Wakil Rektor Al Mustafa International University, Dr Sayid Mofid Husaini Kuhsari, Deputy of International Relations and Cooperation, Islamic Seminary of Iran. Selain itu, Prof Dr Syarifuddin Ondeng MA, Sekretaris Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah VII, serta Muhammad Iqbal MA, mahasiswa PhD pada Fakultas Al Quran di Al Mustafa International University.