REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pentas besar bertajuk The Imperishable berhasil ditampilkan oleh komunitas teater Jubah Macan Padmanaba SMAN 3 Yogyakarta. The Imperishable ini membawa tagline 'Even the sun is surrounded by darkness'.
Pementasan ini berhasil memukau penonton yang ada di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (3/5) malam lalu. Suara tepuk tangan dari seluruh penonton menggema ruangan, mengapresiasi tiap penampil yang total membawakan perannya.
The Imperishable diadaptasi dari film Maleficent karya Robert Stomberg. Tema yang diangkat dari pementasan ini yakni 'Kehidupan'.
Pembimbing Jubah Macan Padmanaba, Sugeng Prihatin mengatakan, pementasan yang digelar merupakan hasil dari karya siswa SMAN 3 Yogyakarta sendiri. Bahkan, pemilihan cerita hingga pembuatan naskah pun dilakukan oleh siswa.
Komunitas teater Jubah Macan Padmanaba SMAN 3 Yogyakarta menampilkan pentas besar berjudul The Imperishable. Pementasan ini digelar di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (3/5) malam lalu.
"Saya hanya mendampingi masalah keaktoran. Anak mau milih apa, naskah apa itu dipersilahkan sendiri. Jadi anak dibiarkan bereksplorasi sendiri," kata Sugeng saat pementasan The Imperishable, Jumat (3/5) malam.
Alasan pemilihan cerita dan pembuatan naskah diberikan kepada siswa, dimaksudkan memberi kepercayaan kepada siswa. Dan tentu juga memberikan wadah bagi siswa untuk berinovasi.
"Saya selalu mengikuti anak bagaimana seleranya. Membiarkan siswa untuk selalu bereksplorasi karena tu penting. Anak kita beri kepercayaan dan kita dewasakan," ujar Sugeng.
Persiapan pementasan ini sendiri membutuhkan waktu yang lama. Bahkan membutuhkan waktu kurang lebih hingga lima bulan.
Persiapan yang dilakukan mulai dari pemilihan cerita, pembuatan naskah hingga latihan. Ada 25 siswa yang berperan sebagai aktor dalam pementasan ini.
"Tapi total ada 200 siswa yang terlibat termasuk panitia," kata Sugeng.
Pimpinan Produksi, Danendra Gilang Raharjo mengatakan, pementasan kali ini merupakan yang ke 64 kalinya digelar. Tujuan pementasan ini dengan mengangkat tema 'Kehidupan' yakni agar seseorang dapat lebih menghargai kehidupannya.
"Kehidupan tidal ad ayang selamanya baik atau buruk. Dan kisah Maleficent mampu menggambarkan maksud tersebut," ujarnya.
Ia pun berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan pementasan ini. Dalam menyiapkan pementasan ini pun, tentu banyak hal yang telah dikorbankan.
Tujuannya hanya satu, supaya pementasan dapat berjalan lancar. "Beberapa kali kami sempat tidak ikut pelajaran dan tidur di kelas karena latihan sampai malam untuk mengadakan pementasan," kata Gilang.
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 3 Yogyakarta, Soemaryoto mengatakan, banyak hal yang dapat dipelajari dari pementasan ini. Kerja keras semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan pentas besar ini patut untuk diapresiasi.
"Banyak hal yang bisa dipelajari. Koordinasi dan kerjasama merupakan nilai utama dari kegiatan yang dilakukan ini," katanya.