REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dalam menyemarakkan Hari Cahaya Internasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar workshop untuk guru dan siswa SMA se-Jawa Timur terkait cahaya. Ketua panitia Aulia Muhammad Taufiq Nasution mengatakan, Hari Cahaya International dicanangkan, karena cahaya membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan.
“Banyak sekali dampaknya. Bisa berdampak di bidang teknologi, militer, dan kesehatan,” kata Aulia melalui siaran persnya, Jumat (17/5).
Dosen Teknik Fisika ITS ini menjelaskan, workshop ini bertujuan untuk menjadikan pendidikan fisika optika bisa terstimulasi menjadi konten pembelajaran yang semakin menarik dan menginspirasi. Ia menganggap, para guru SMA yang mengikuti workshop ini selanjutnya bisa menjadi garda terdepan untuk mendidik generasi muda yang nantinya berkecimpung di bidang teknologi cahaya.
Aulia melanjutkan, kegiatan ini menyasar guru SMA, karena diharapkan dapat memberikan stimulus kepada siswanya untuk bisa tertarik menekuni bidang cahaya. “Dan juga karena dosen kapasitasnya tidak terlalu besar untuk menjangkau siswa, jika dibandingkan dengan seorang guru,” ujar Aulia.
Dekan Fakultas Teknologi Industri ITS, Bambang Lelono Widjiantoro mengatakan, selepas workshop ini para guru diharapkan bisa mengubah kesan siswa terhadap fisika. “Yang awalnya fisika itu dianggap sulit bisa berubah menjadi fisika itu menarik,” kata dia.
Bambang juga berharap, lulusan SMA yang mengambil bidang studi fisika menjadi semakin banyak. Menurutnya, harapan ini haruslah didorong oleh peran seorang guru yang menjadi ujung tombak untuk mengubah sudut pandang, pelajaran fisika bukanlah sebuah momok menakutkan.
“Sehingga diharapkan setelah workshop ini dapat melahirkan ilmuwan baru yang dapat meraih penghargaan nobel di bidang fisika nantinya,” ujar dia.