Rabu 22 May 2019 17:24 WIB

Belasan Beswan Djarum Adu Gagasan di Yogyakarta

Kompetisi terbuka bagi 465 Beswan Djarum yang tersebar di puluhan perguruan tinggi te

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Djarum Foundation kembali menggelar Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019. Kompetisi terbuka bagi 465 Beswan Djarum yang tersebar di puluhan perguruan tinggi ternama seluruh Indonesia.
Foto: dokpri
Djarum Foundation kembali menggelar Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019. Kompetisi terbuka bagi 465 Beswan Djarum yang tersebar di puluhan perguruan tinggi ternama seluruh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Djarum Foundation kembali menggelar Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019. Kompetisi terbuka bagi 465 Beswan Djarum yang tersebar di puluhan perguruan tinggi ternama seluruh Indonesia.

Kali ini, sebanyak 16 Beswan Djarum beragu gagasan inovatif dan kreatif di Kota Pelajar. Beswan Djarum sendiri jadi sebutan bagi mahasiswa-mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus.

Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H Serad mengatakan, Writing Competition merupakan kelanjutan pembekalan keterampilan lunak yang diberikan kepada Beswan Djarum.

Sebelum itu, mereka sudah pula menerima berbagai pelatihan. Ada Character Building yang menanamkan karakter luhur, dan Leadership Development yang membentuk mereka jadi pemimpin visioner.

"Writing Competition merupakan ajang bagi Beswan Djarum untuk menunjukkan pemikiran kritisnya terhadap permasalahan bangsa dan memberikan gagasan orisinal berdasarkan keilmuan yang ditekuni," kata Primadi, Rabu (22/5).

Kompetisi ini digelar dalam dua tahap. Pertama, peserta menjalani kompetisi regional yang dibagi dalam empat wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Dari tiap wilayah terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori noneksakta dan dua mahasiswa lain mewakili kategori eksakta. Dari empat wilayah, dipilih 16 Beswan Djarum untuk berlaga di tahap final.

Ada Sheilla Windy (ITB), Patricia Samantha (ITB), Agus Wandi (UIN Jakarta), Astika (Unand), Reza Aprillia (PENS), Sudarlin (Unhol), Fajar Hudoyo (Undip), dan Tifany Minasheila (Undip).

Lalu, Hanny Rafiqoh (Unpas), Petra Paramitha (Unpar), Farobi Afandi (Paramadina), Lidya Ametha (Unsu), Widya Wijaya (Ubaya), Terannisa Nabilah (ITS), Titisari Wardani (Undip) dan Gama Bimantara (UIN Semarang).

Sebanyak 16 mahasiswa berprestasi itu beradu gagasan selama 21-22 Mei 2019 di Yogyakarta. Tujuannya, menemukan ide-ide terbaik yang dibantu pakar, akademisi, praktisi komunikasi dan pelaku bisnis.

Tahun ini, format dewan juri nasional terdiri dari Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jamasri, Co-Founder Opini.id, Indra Bigwanto dan Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis.

Setiap peserta diberikan waktu selama 20 menit untuk presentasikan gagasan-gagasan mereka. Setelah itu, dewan juri diberikan waktu 20 menit melakukan sesi tanya jawab.

Selain itu, sesi tanya jawab selama 20 menit diberikan pula kepada peserta-peserta lain. Mereka diberikan kesempatan menggali lebih dalam gagasan-gagasan yang dipresentasikan.

Presentasi diharapkan memberi gambaran Beswan Djarum mampu menganalisa permasalahan, mencari solusi secara kreatif menggunakan ilmu yang mereka pelajari.

Sekaligus, mengumpulkan informasi dari jurnal ilmiah, artikel dan literatur sebagai referensi. Sehingga, gagasan atau ide-ide mereka mampu dipertanggung jawabkan.

"Presentasi diharapkan jadi gambaran kualitas berpikir kreatif, inovatif dan obyektif para Beswan Djarum, dalam mengasah kepekaan dan merespon berbagai permasalahan masyarakat di sekitar mereka," ujar Primadi di Eastparc Hotel Yogyakarta.

Nantinya, para pemenang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019 baik kategori noneksakta maupun eksakta akan diberikan apresiasi. Juara pertama Rp 20 juta, juara kedua Rp 15 juta dan juara ketiga Rp 10 juta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement