REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO— Anwar Hudijono, adik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengaku ikhlas jika kedua anaknya masing-masing Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika tidak diterima di SMA Negeri 1 Sidoarjo menyusul diterapkannya sistem zonasi oleh pemerintah.
"Saya ikhlas, mungkin Allah sudah memilihkan jalan yang terbaik untuk kedua putri kembar saya ini," katanya saat dikonfirmasi di rumahnya di Sidoarjo, Kamis (20/6).
Anwar yang merupakan anak nomor 8 dari 9 orang bersaudara ini mengaku, kedua anaknya itu mendaftar melalui jalur nonakademik, yaitu berbekal medali emas Kejurnas Pencak Silat. "Sedangkan yang satunya lagi berbekal medali perak lomba film Indie," katanya.
Dia mengatakan, kedua anaknya itu merupakan keponakan yang paling disayang oleh Mendikbud, tetapi nasib berkata lain dan anaknya harus sekolah swasta, yakni di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
"Rumah kami ini jaraknya 2,4 kilometer dari SMAN 1 Sidoarjo. Mungkin yang diterima di sekolah itu memang jauh lebih baik dari kedua anak saya ini," katanya.
Dia mengaku, sistem zonasi yang diterapkan pemerintah saat ini sudah cukup bagus karena bisa mengubah disparitas antara sekolah favorit dengan sekolah pinggiran yang selama ini terjadi di masyarakat.
"Dengan demikian, siswa yang selama ini banyak memilih sekolah favorit yang notabenenya hanya dihuni oleh anak pintar dan orang mampu kini bisa diganti," katanya.
Menurutnya, sistem zonasi ini memang harus mengubah pola pikir masyarakat terkait dengan budaya sekolah favorit yang selama ini selalu menjadi rebutan.
"Dengan demikian, pemerataan sistem pendidikan bisa dilaksanakan dengan baik. Termasuk juga kan mengapresiasi adanya bantuan kepada siswa di sekolah swasta," katanya.