Ahad 23 Jun 2019 09:53 WIB

Mahasiswa UMY Latih Masyarakat Kreasikan Bambu

Mahasiswa melatih keterampilan kerajinan yang kemudian dinamakan Mamboo Kelinta

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PKM-M UMY yang memberikan pelatihan dan bimbingan untuk kreasi bambu kepada masyarakat Padukuhan Kenalan, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY.
Foto: Wahyu Suryana/Republika
PKM-M UMY yang memberikan pelatihan dan bimbingan untuk kreasi bambu kepada masyarakat Padukuhan Kenalan, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bambu merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki DIY. Padukuhan Kenalan, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, jadi satu daerah yang memiliki bambu melimpah.

Sayangnya, minimnya keterampilan mengelola tumbuhan jadi kendala masyarakat sekitar memanfaatkan bambu. Untuk itu, PKM-M Universitas Mahasiswa Yogyakarta lakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.

Mereka melatih mengelola bambu menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan bernama Mamboo Kelinta. Itu merupakan singkatan dari Magic Bamboo Kenalan Tercinta.

Ketua kelompok PKM-M, Moch Rizki menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kemandirian ekonomi. Salah satunya melalu industri kerajinan tangan.

"Masyarakat Padukuhan Kenalan semakin sadar dengan lingkungan dan kondisi desanya dan mandiri dalam ekonomi," kata Rizki, akhir pekan ini.

Rizki menerangkan, kondisi masyarakat sendiri didominasi kelas menengah ke bawah. Mata pencarian masyarakat sebagian besar buruh dan petani. Penghasilan menjadi buruh hanya cukup untuk membiayai keperluan hidup sehari-hari dan sekolah anak. Sedangkan, kegiatan bertani hanya dapat dilakukan saat musim penghujan. 

"Pemanfaatan tumbuhan bambu yang tumbuh subur di desa tersebut dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat di Padukuhan Kenalan," ujar Rizki.

Kurun waktu tiga bulan sejak April-Juni 2019, Kelompok PKM-M UMY melakukan beberapa tahapan pembinaan kepada masyarakat. Mulai dari pelatihan, pendampingan produksi sampai pemasaran. 

Kerajinan yang dihasilkan berupa celengan, vas bunga, tempat tisu dan parcel. Selanjutnya, produk dikemas dengan unik dan modern, sehingga mampu bersaing secara global. 

Media sosial seperti Instagram, WhatsApp dan YouTube dipilih sebagai alat untuk memasarkan hasil kerajinan tangan tersebut. Inovasi ini disambut hangat dengan antusiasme masyarakat.

"Mereka berharap agar pelatihan keterampilan bambu yang kami lakukan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan Padukuhan Kenalan," ujar Rizki.

Hasil akhir dari program ini, diharapkan masyarakat yang non-produktif menjadi produktif dengan ikut berkontribusi dalam pelatihan ini. Kemudian, setelah program ini rampung, diharapkan keterampilan masyarakat meningkat.

Selain itu, mereka memiliki jiwa kewirausahaan. Hal terpenting dalam program ini tidak lain taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat harus meningkat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement