REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Guna meningkatkan mutu pendidikan, Sekolah Dasar Terpadu (SDT) Bina Ilmu Parung, Bogor, Jawa Barat, menggelar Rapat Kerja (Raker) Tahun Pelajaran 2019/2020, Kamis-Jumat, 4-5 Juli 2019.
Acara dipusatkan di gedung A, Perguruan Bina Ilmu, Jalan H Mawi, Nomor 03, Kampung Jati, RT 03, RW 05, Parung. Raker yang dibuka
Ketua Yayasan Pendidikan Umat (YPU) Bina Ilmu, Nurcholis SHI itu diikuti 34 Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDT Bina Ilmu.
Tampak hadir, Direktur Pendidikan YPU Bina Ilmu H Momon Abdul Rohman; Kepala SDT Bina Ilmu, Suprianto; dan Kepala Bidang Bahasa, Drs Budi Siswadi Johan.
Ketua Panitia Raker, Lia Herawati, SSI, menjelaskan, agenda kegiatan yang berlangsung selama dua hari diawali dengan laporan pertanggungjawaban kegiatan pada tahun pelajaran 2018/2019, yang disampaikan Kepala SDT Bina Ilmu. Kemudian, pembacaan tata tertib Raker, sidang komisi, sidang pleno setiap komosi dan penutup.
Lia, merinci tujuh komisi terdiri dari; Komisi A bidang kurikulum, Komisi B bidang kesiswaan, Komisi C bidang kerohanian, Komisi D bidang bahasa, Komisi E bidang Humas, Komisi F bidang pembiayaan dan Komisi G bidang Sarana Prasarana.
"Setiap komisi membuat program selama satu tahun kemudian disampaikan pada saat sidang pleno," ujar Lia yang juga sebagai guru kelas IA ini, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/7).
Para tenaga pendidik SDT Bina Ilmu, Parung, berfoto bersama seusai mengikuti Raker.
Kepala SDT Bina Ilmu, Suprianto, merasa bersyukur dengan diadakannya Raker untuk menghadapi tahun pelajaran 2019/2020.
"Alhamdulillah, Rapat Kerja ini kami jadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan seluruh pelayanan pendidikan di SDT Bina Ilmu dan acuan dalam membuat program kerja satu tahun," ujar Pri, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Suprianto yang baru satu tahun menahkodai SDT Bina Ilmu mengatakan, tantangan dalam mengelola pendidikan bermutu semakin besar, maka dibutuhkan sinergi dari seluruh elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan.
"Pendidikan abad 21 mengharuskan semua unsur terlibat, maka itu kolaborasi dan komunikasi menjadi hal yang utama harus dilakukan,'' ujarnya.
Selain itu, sambung Pri yang sudah 15 tahun mengabdi di Perguruan Bina Ilmu, setiap pendidik dan peserta didik harus berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
''Dengan komunikasi, kolaborasi, dan sinergitas, kreativitas, dan inovasi yang terbangun, mudah-mudahan akan tercipta super tim yang solid yang memiliki komitmen kuat untuk menghadirkan pendidikan bermutu di Bina Ilmu. Maju bersama Bina Ilmu," ujarnya.