REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan Kemendikbud melakukan penyempurnaan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)."Intinya mata pelajaran PPKn, kita sempurnakan," katanya usai peluncuran program penanaman nilai Pancasila di Jakarta, Rabu (10/7).
Program penanaman nilai Pancasila, kata dia, sudah melalui kajian yang cukup panjang selama tiga tahun. Peluncuran ini juga merupakan respons atas arahan Presiden mengenai pentingnya Pendidikan Pancasila yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi membentuk karakter dan kepribadian Pancasila.
Berdasarkan hasil evaluasi, selama ini guru lebih fokus pada memberikan materi berupa pengetahuan. Kemendikbud, kata Muhadjir, ingin pendidikan Pancasila, penekanannya lebih kepada penanaman nilai. Atau dengan kata lain harus lebih banyak pembentukan sikap.
"Kami harapkan ini sudah dapat diimplementasikan pada tahun ajaran baru yang akan datang. Khususnya bagi guru-guru yang mengajar Pancasila," katanya.
Program Penanaman Nilai Pancasila akan difokuskan untuk mendorong perubahan dalam strategi pembelajaran, kurikulum inti dan urutan, serta pendekatan pendidikan Pancasila. Khususnya, dalam memperbaiki proses belajar mengajar agar tidak terlalu berfokus pada aspek pengetahuan. "Siswa tidak menjadi obyek, tetapi pelaku utama dalam proses penanaman nilai Pancasila itu," kata Mendikbud.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, menegaskan, secara teknis program ini tetap menggunakan mata pelajaran PPKn. "Mata pelajarannya tetap sama, PPKn, penekanannya saja yang berbeda. Di kelas bawah, lebih ditekankan kepada pembentukan karakter dan budi pekerti yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Di kelas yang lebih atas, semakin banyak aspek pengetahuannya," kata Totok.
Totok menambahkan program itu merupakan penyempurnaan mata pelajaran PPKn dengan penekanan pada upaya membangun perilaku dan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila.