REPUBLIKA.CO.ID, Kesehatan mental adalah sesuatu yang kurang terlihat secara nyata namun memiliki peran yang tidak kalah penting seperti kesehatan fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan gangguan kesehatan mental mulai muncul saat usia 14 tahun. Ini berarti gangguan kesehatan mental mulai menunjukkan tanda-tandanya saat penderita menginjak usia remaja.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, tingkat kecenderungan kasus gangguan kesehatan mental (emosional) yang ditunjukkan melalui gejala seperti depresi dan panik/kecemasan sejumlah 6 persen pada kalangan 15 tahun ke atas (sekitar empat belas juta orang). Hal tersebut terjadi karena masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa sehingga terjadi banyak perubahan. Perubahan tersebut di antaranya meliputi perubahan emosi, fisik, kognitif, dan juga hormon.
Pada masa transisi menuju dewasa, seorang remaja akan dihadapi dengan beberapa tugas perkembangan remaja. Dalam pemenuhan tugas perkembangan remaja tersebut, kesehatan mental memegang peran yang sangat penting.
Jika seorang remaja gagal dalam memenuhi tugas perkembangan, maka akan berdampak pada kesehatan mentalnya. Oleh karenanya, penting bagi para remaja untuk memahami tugas perkembangan yang harus mereka lalui menurut tingkatan usia hingga mereka dewasa.
Sadar akan pentingnya remaja dalam memahami tugas perkembangan, lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Dian Puspita Sari, Avia Maulidina, Arrizky Galih, Renita Devinica, dan Vitriara Ahsana, merumuskan sebuah media edukasi yang mengkombinasikan metode permainan kartu role play dan juga teori perkembangan remaja melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyrakat yang dilaksanakan Kemenristekdikti. Media edukasi berbasis kartu role play tersebut bernama DE-STRESS CARD.
Latihan penerapan De-Stress kepada sejumlah pelajar SMA/ Dok Istimewa
Menurut salah satu pegiat DE-STRESS CARD, Dian Puspita Sari, media ini merukapakan media edukasi kesehatan mental remaja karya mahasiswa IPB. “Keunikan DE-STRESS CARD terdapat dalam metode permainannya yang mengemas tugas perkembangan remaja dengan cara yang menarik,” kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, di Jakarta, Sabtu (13/7).
Dengan total delapan ronde permainan, kata dia, para pemain akan memerankan tokoh tertentu untuk menyelesaikan beberapa permasalahan remaja sehari-hari yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja. DE-STRESS CARD pun sudah diimplementasikan kepada sejumlah siswa anggota PMR di SMA Negeri 3 Bogor. Dia berharap kehadiran media edukasi ini menjadi media edukasi yang mempermudah dalam mengedukasi remaja Indonesia terkait kesehatan mental remaja.