Senin 15 Jul 2019 15:15 WIB

Siswa SMA Taruna Meninggal Usai MOS, Ini Kata Disdik Sumsel

Orang tua DBJ melaporkan kasus meninggal anaknya ke Polresta Palembang.

[ilustrasi] Siswa baru memakai berbagai atribut yang tidak sesuai dengan proses belajar mengajar ketika mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sebuah sekolah kejuruan.
[ilustrasi] Siswa baru memakai berbagai atribut yang tidak sesuai dengan proses belajar mengajar ketika mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sebuah sekolah kejuruan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Disdik Sumsel) menyatakan tidak ada pelanggaran kurikulum terkait dengan meninggalnya seorang siswa SMA Taruna Indonesia Palembang pada masa orientasi siswa (MOS). Siswa berinisial DBJ (14) meninggal setelah mengikuti MOS di SMA tersebut pada akhir pekan lalu.

"Hal ini berdasarkan hasil investigasi beberapa waktu lalu atas meninggalnya DBJ, Sabtu (13/7)," kata Kadisdik Sumsel Widodo di Palembang, Senin (15/7).

Widodo ketika ditemui di SMA Taruna Indonesia menegaskan, bahwa pihaknya sudah investigasi kurikulum, dan tidak menemukan pelanggaran. Semua berjalan sesuai dengan aturan.

Investigasi ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Menyinggung soal kurikulum, Widodo mengatakan bahwa Disdik melakukan pemeriksan berkas pendirian dan standar perizinan sekolah.

"Semua sudah dilakukan. Wawancara, tatap muka, cek ke sekolah atau berkas kapan sekolah didirikan, jadi izin semua lengkap. Tidak ada masalah," katanya.

Terkait dengan siswa baru meninggal saat mengikuti MOS, Widodo pun sudah berkoordinasi dengan tim Kemendikbud. Disdik Sumsel menyerahkan proses hukumnya ke polisi karena ada dugaan pidana.

"Sejauh ini semua perkembangan saya lapor ke Kementerian, apa saja saya sampaikan. Kalau ada pidana atau apa pun itu tentu pihak kepolisian," katanya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan, aktivitas sekolah di sekolah tersebut tetap aktif. Hanya saja belum ada kegiatan belajar mengajar karena beberapa guru dan pembina saat ini masih menjalani pemeriksaan.

DBJ diketahui meninggal dunia di RS Myria, Palembang, pada Sabtu (13/7) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB. Almarhum dibawa ke rumah sakit sempat pingsan setelah mengikuti long march ke Talang Jambe sekitar pukul 01.00 WIB.

Atas kejadian ini, orang tua korban, Berce (14), melapor ke Polresta Palembang. Aswin selaku paman korban, di RS Bhayangkara Polda Sumsel, mengatakan DBJ meninggal dunia diduga dianiaya kakak kelas dan tidak kuat mengikuti kegiatan MOS di sekolah yang menerapkan disiplin semimiliter itu. Keponakannya dikabarkan meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan MOS dimulai Jumat (12/7) malam hingga Sabtu (13/7) dini hari.

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait meninggalnya DBJ. Kapolresta Palembang Komisaris Besar Polisi Didi Hayamansyah di Palembang, Senin, mengatakan, penyidik telah memeriksa sejumlah saksi mulai dari kepala sekolah hingga senior korban di sekolah tersebut.

"Semua saksi-saksi diperiksa terkait kegiatan selama MOS di sekolah tersebut," kata Kapolresta.

Para saksi ini sudah diperiksa sejak Ahad (14/7) di ruang pemeriksaan Satreskrim Polresta secara intensif, di antaranya kepala sekolah dan pembina kegiatan sekolah. Menurut Kapolres, hasil dari penyidikan ini akan diumumkan secara resmi oleh Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Polisi Firli beserta instansi terkait sore ini.

"Sore ini hasil forensik keluar, kami akan rilis sama Bapak Kapolda, ada juga dari Kementerian terkait," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement