REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pelajar yang mengikuti program Nacel Open Door Indonesia 2019 gagal berangkat ke Amerika Serikat (AS) untuk menjadi pelajar Indonesia Exchange selama satu tahun. Tidak ada keterangan resmi dari pihak Nacel, padahal sang pelajar sudah mengikuti serangkaian seleksi di Jakarta sejak 18 November 2018.
Orang tua siswa, Diet Ibach kecewa dengan kegagalan anaknya M Abrar Rizalditto (16 tahun) menjadi pelajar Indonesia Exchange tanpa keterangan resmi dari pihak Nacel.
"Anak saya sekarang depresi, psikologis terganggu, karena sudah pamit ke sekolah dan semua temannya. Apalagi kemungkinan tidak bisa bersekolah karena pendaftaran sekolah sudah tutup. Kami yakin anak saya akan berangkat sekolah ke AS, makanya kami tidak daftar sekolah di Indonesia," ujar Diet kepada wartawan, Selasa (16/7).
Menurut Diet, anaknya merupakan siswa SMAN 4 Yogyakarta dan mengikuti seleksi di Jakarta pada 18 November 2018 untuk keberangkatan pelajar Indonesia Exchange angkatan 2019. Pada 26 November 2018, anaknya mendapatkan surat pemberitahuan kelulusan oleh Nacel dan diminta menyiapkan berkas antara lain translate raport dari kelas X, vaksin, dan surat host fam.
"Kami juga harus sudah membayar uang sebesar 3.000 dollar AS. Berkas dan uang sudah kami serahkan pada 10 Desember 2018. Anak saya disuruh menunggu waktu keberangkatan pada Mei 2019 namun terus tertunda hingga pada 30 Juni disuruh datang menghadiri reorientasi sekaligus membawa pasport sekalian untuk pengurusan visa. Tiba tiba ketika sudah persiapan tiket berangkat dari Yogyakarta untuk ke Jakarta mengikuti orientasi, pihak Necel memberitahu bahwa anak saya gagal berangkat ke AS," jelas Diet.
Tentu, informasi tersebut membuat Diet geram, apalagi tidak ada keterangan resmi dari Nasel Open Door Indonesia mengenai penolakan dari Nacel Open Door AS. "Saya bertanya ke penanggung jawab Nasel Open Door Indonesia sekaligus meminta surat penolakan dari Nacel Open Door AS, tapi tidak diberikan karena alasan bersifat rahasia," terangnya.
Diet menambahkan, informasi yang diperolehnya, hanya dua siswa yang ikut program Nacel. Ia curiga karena tahun ini yang lolos seleksi hanya dua siswa sehingga pihak Nacel tidak mengurus keberangkatan karena tidak provit. "Walaupun dana 3.000 dollar AS sudah dikembalikan, namun kami jelas kecewa dan menginginkan Nacel bertanggung jawab atas pembatalan sepihak di saat terakhir yang berdampak psikis anak kami," ujar Diet menegaskan.
Nacel Open Door Indonesia setiap tahun membuka pendaftaran program Exchange Student yang merupakan program pertukaran pelajar keluar negeri selama satu tahun. Untuk Indonesia, saat ini negara tujuannya adalah AS, Prancis, Jepang, atau Kanada. Serangkaian tes diadakan, terutama tes Bahasa Inggris untuk dapat mengikuti program Exchange Student.
Pendaftaran untuk pelajar usia 15 tahun hingga 17 tahun, dibuka pada Juli setiap tahunnya di kantor Nacel Open Door Indonesia yang berada di Jl Perdagangan No 99. Bintaro, Jakarta Selatan-12330.
Pimpinan Nacel Open Door Indonesia, Aida Joesoef Ahmad saat dikonfirmasi terkait masalah kegagalan pemberangkatan seorang siswa ke AS melalui pesan Whatsapp, tak membalas. Saat dihubungi melalui telepon seluler yang menerima seorang pria dan mengatakan bahwa Aida tidak ada di tempat.