REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengunjungi SMP Negeri 1 Muara Gembong untuk kedua kalinya pada bulan ini. Tujuan dilakukan kunjungan ini adalah untuk memastikan apakah sekolah tersebut sudah layak digunakan untuk tahun ajaran baru yang dimulai Senin (15/7) kemarin.
SMP Negeri 1 Muara Gembong menjadi sorotan karena Presiden Joko Widodo melakukan sidak ke sekolah tersebut pada awal 2019. Namun, saat Muhadjir mengunjungi sekolah tersebut pada awal Juli 2019, masih belum ada perubahan yang signifikan.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, ada sebagian bangunan sekolah yang tidak layak untuk digunakan namun sudah diberi garis polisi. Para peserta didik belajar di ruangan lain yang masih bisa digunakan.
Menurut Muhadjir, nantinya Kementerian PUPR akan ikut merehabilitasi SMPN 1 Muara Gembong. "Untuk rehab besarnya akan ditangani oleh Kementerian PUPR. Sekarang masih dalam proses pelelangan. Tapi kan tidak boleh nunggu ada pembangunan yang lain dibiarkan berantakan, karena itu saya minta dibenahi," kata Muhadjir usai meninjau SMPN 1 Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Selasa (16/7).
Pada kesempatan tersebut, Muhadjir juga meminta pada komite sekolah untuk aktif membangun sekolah. Pihak komite boleh berinisiatif mengumpulkan uang secara gotong royong untuk membantu pembangunan sekolah. Namun, dengan catatan bagi yang tidak mampu tidak perlu dipaksa untuk ikut berpartisipasi.
Saat ini, dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bersistem zonasi, masyarakat di sekitar sekolah seharusnya semakin bertanggung jawab menjaga lingkungan belajar. Sebab, anak-anak mereka sendiri yang belajar di sekolah tersebut.
"Saya berharap apa yang kita lakukan di SMPN 1 Muara Gembong itu bisa menjadi contoh untuk sekolah lain di seluruh Kabupaten Bekasi," ujar dia.