Kamis 25 Jul 2019 10:24 WIB

Indonesia Salip Malaysia Jumlah Publikasi Ilmiah di ASEAN

Indonesia saat ini memiliki 32.975 publikasi ilmiah internasional.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Jurnal Ilmiah. Ilustrasi
Foto: scientificjournal.com
Jurnal Ilmiah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia tahun ini berhasil menyalip Malaysia. Hal ini menjadikan Indonesia peringkat pertama di ASEAN dalam hal jumlah publikasi ilmiah internasional terbanyak. 

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Dimyati mengatakan, Indonesia saat ini memiliki 32.975 publikasi ilmiah internasional. Sementara itu, Malaysia memiliki 32.972 publikasi ilmiah internasional. 

Baca Juga

Dimyati mengatakan, saat ini selisihnya memang baru tiga publikasi. Namun, ia berharap ke depannya Indonesia bisa terus meningkatkan jumlah publikasi ilmiah sehingga bisa bersaing dengan negara lain di dunia. 

"Yang jelas kita ingin kalau sekarang sudah mulai jadi juara, walaupun selisihnya baru tiga paper, ya. Kita ingin lebih baik dari itu. Tapi target 2019 jadi juara ASEAN tercapai sekarang," kata Dimyati, saat ditemui dalam Industrial Technology Development (ITD) Expo di Jakarta Barat, Rabu (24/7). 

Empat tahun yang lalu, publikasi ilmiah internasional Indonesia hanya sebanyak 6.000 buah. Saat ini, peningkatan menjadi di atas 30 ribu menurut Dimyati adalah pencapaian dari usaha para peneliti di Indonesia. 

Ke depannya, ia berharap Indonesia menargetkan 50 ribu publikasi ilmiah internasional dalam tiga atau empat tahun mendatang. "Kalau ditanya jumlah kita punya potensi yang cukup banyak. Ada 100 ribu potensi peneliti Indonesia yang bisa melakukan publikasi nasional dan internasional," kata dia lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement