REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menyiapkan daya saing generasi muda adalah tantangan utama menghadapi bonus demografi Indonesia pada 2020 mendatang. Menjawab kesiapan daya saing anak muda dan selaras dengan inisiatif prakerja Jokowi, PR besarnya adalah mempersiapkan kompetensi dasar kerja salah satunya literasi digital.
Hal inilah yang mendasari "Kelas Menulis dan Komunikasi" di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Madinatul Ilmi, 26-28 Juli 2019, oleh Lembaga Visi Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi wujud komitmen dan upaya mendukung program penguatan kompetensi pemuda di era digital.
Pembukaannya dihadiri langsung direktur Lembaga Visi Indonesia, perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Rektor STAI Madinatul Ilmi.
Founder Lembaga Visi Indonesia Muhammad Adul Idris mengatakan, era digital saat ini menuntut setiap orang punya kemampuan menulis dan komunikasi yang efektif. Dengan kemampuan itu, diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang masuk dalam angkatan kerja, mampu membangun rasa percaya diri.
“Kelas menulis sangat penting untuk diajarkan sedini mungkin, khususnya bagi para pemuda. Dengan kemampuan menulis dan komunikasi paling tidak menjadi bekal dasar pemuda membangun rasa percaya diri,” ujarnya.
Idris menambahkan, kemampuan menulis dan komunikasi saat ini dibutuhkan pada profesi apapun sehinga bisa menjadi modal dasar penting untuk melakukan lompatan dan kontribusi lebih besar ke depannya untuk bangsa.
Rektor STAI Madinatul Ilmi Asep Kusnadi menyatakan, anak muda harus terus mengenali dan menggali kemampuannya. Menjadi kewajiban dan keharusan anak muda harus terus menggali potensi dan kemampuan.
“Salah satu yang penting adalah kemampuan menulis dan komunikasi. Dua hal ini pasti melekat dengan profesi apa pun,” ujarnya.
Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am Soleh mengatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan kelas menulis dan komunikasi karena salah satu program Kementerian Pemuda dan Olahraga salah satunya adalah peningkatan kualitas pemuda.
“Kemenpora akan mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penguatan kualitas sumber daya manusia terutama pemuda. Saya menyambut baik dengan kegiatan pelatihan kelas menulis dan komunikasi. Menulis dan komunikasi salah satu skill yang harus dimiliki pemuda," ujar Niam yang juga sering disebut sebagai ulama muda Indonesia.
Kelas menulis dan komunikasi ini diikuti kurang lebih 60-an pemuda dari berbagai organisasi. Peserta tidak hanya datang dari wilayah Jabodetabek, tapi juga beberapa dari daerah.
“Senang sekali peserta kegiatan kelas menulis dan komunikasi datang dari berbagai daerah. Tidak hanya wilayah Jabodetabek, tapi ada juga dari Cirebon dan Indramayu. Ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa,” ujar ketua panitia pelaksana, Muhammad Khotim.
Dia mengatakan, kelas menulis dan komunikasi diisi dengan berbagai materi seperti public speaking, dasar-dasar jurnalistik, pengelolaan website, manajemen media sosial, teknik pembuatan power point, dan pengelolaan data berbasis Excel.
Harapannya, kata dia, para peserta mampu menguasai ketrampilan dan kompetensi dasar tersebut dan mampu mengembangkannya di dunia nyata setelah kegiatan pelatihan selesai digelar.