REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK BARAT -- Program Studi Kajian Wilayah Amerika (KWA) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) mengelar Pengabdian Masyarakat (Pengmas) UI di Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pengabdian masyarakat dengan tema "Aksi UI untuk Negeri" ini berlangsung pada 1-7 Agustus 2019.
Ketua Program Studi Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Bayu Kristianto, PhD mengatakan saat Univesitas Indonesia tengah gencar melakukan pengabdian masyarakat. "Kita dari Prodi Kajian Wilayah Amerika ikut serta dalam pengabdian masyarakat ini dengan memberikan sumbangsih untuk meningkatkan budaya literasi, pemahaman nilai demokrasi, tolerasi, dan pluralisme, melalui tindakan membaca," kata Bayu Kristianto usai Pembukaan Pengmas KWA SKSG Universitas Indonesia di Kantor Desa Batulayar, Jumat (2/8).
Peningkatan minat baca tersebut, lanjut Bayu, diwujudkan dengan pembuatan perpustakaan mini dan memberikan pelatihan bahasa inggris untuk anak-anak, serta membantu meningkatkan kesadaran anak muda tentang bahaya narkoba. "Kita berharap pengabdian masyarakat tidak berhenti di sini, tapi menjaga program ini agar berkelanjutan dan bisa terus-menerus memberikan sumbangsih dengan menambah koleksi buku dan meningkatkan manajemen perpusakaan," ujar Bayu.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia DR Muhammad Fuad mengatakan pembuatan perpustakan mini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Teloke. "Ide awalnya adalah kita ingin memperkenalkan kepada anak-anak nilai-nilai positif, seperti semangat belajar dan kerja keras, kepercayaan diri berpendapat dan mendengarkan pendapat, serta keanekaragaman budaya dan agama. Mendorong anak-anak memperluas pengetahuan dan wawasan melalui membaca buku," kata Fuad.
Mahasiswa Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Danar Hafiz mengatakan selama pengabdian masyarakat berlangsung, tim akan membuat perpustakan mini yang berbentuk sawung atau disebut berugak oleh masyarakat Lombok. Menurutnya, ide membuat Perpustakaan Berugak memang sederhana tapi sarat makna.
Tim pengmas, lanjut Danar, ingin ada sesuatu karya nyata yang bisa ditinggalkan bagi warga Desa Batulayar. "Berugak merupakan kearifan lokal masyarakat setempat, ada di tengah-tengah masyarakat. Lalu kita modifikasi dari sekedar tempat santai menjadi pusat kegiatan membaca," kata Danar.
Kepala Desa Batulayar HM Nur Taufiq mengatakan berterima kasih dengan adanya pengabdian masyarakat di Desa Batulayar. "Desa Batulayar merupakan kawasan pariwisata dengan pengunjung dari mancanegara sehingga diharapkan anak-anak Batulayar bisa berbahasa asing dengan baik," kata Taufiq.