REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK BARAT -- Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang digelar Program Studi Kajian Wilayah Amerika (KWA) Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) membangun perpustakaan mini berupa saung atau berugak di Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berugak Baca yang terletak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batulayar itu rencananya akan diresmikan oleh Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, Senin (5/8).
Berugak berukuran 2x3,5 meter dibangun di halaman SDN 3 Batulayar. Dengan halaman sekolah yang cukup luas, berugak cukup besar untuk ruang bagi anak-anak membaca. Di salah satu sisinya dibuat lemari kaca tertutup untuk menyimpan buku. "Ide membuat Berugak Baca memang sederhana tapi sarat makna," kata mahasiswa Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Danar Hafiz AW, Sabtu (3/8).
Menurut Danar, tim Pengabdian Masyarakat KWA Univesitas Indonesia ingin ada sesuatu karya nyata yang bisa ditinggalkan bagi warga Desa Batulayar. Selain membangun berugak, lanjut Danar, tim juga melengkapinya dengan koleksi buku-buku yang dikumpulkan dari sumbangan perorangan maupun penerbit buku di Jakarta.
Setelah dibangun, berugak dan buku-buku tidak diletakkan begitu saja, tapi tim pengabdian masyarakat mengadakan pelatihan bagaimana mengelola perpustakaan. "Kita libatkan relawan dari Univesitas Mataram, Universitas 45, masyarakat, guru-guru, dan anak-anak untuk menyusun buku, membuat kartu peminjaman, melatih anak-anak sekolah yang ingin menjadi pustakawan. Sehingga kami berharap masyarakat punya rasa memiliki terhadap berugak dan buku-bukunya," ujar Danar.
Danar berharap, pengelolaan Berugak Baca ini terus berkelanjutan. Setelah diresmikan, kata Danar, Berugak Baca ini akan didaftarkan di perpustakaan daerah setempat sehingga dapat terus terpantau. Tim juga melibatkan aktivis dari universitas di Mataram sebagai relawan yang diharapkan akan terus menggiatkan semangat literasi masyarakat. "Dengan begitu, Berugak Baca akan terus bertumbuh, koleksi bukunya bertambah, bahkan jadi pusat kegiatan masyarakat," katanya.
Ketua Program Studi Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Bayu Kristianto, PhD mengatakan perpustakaan di sekolah SDN 3 Batulayar memang sudah ada namun jumlah koleksi bukunya perlu ditambah. Menurut Bayu, anak-anak membutuhkan pemaparan pengetahuan yang menyenangkan. Salah satunya dengan menyatukan area belajar mereka dengan area bermain. Karena itu, Berugak Baca dibangun di halaman SDN 3 Batulayar. "Perpustakaan mini ini menggabungkan unsur budaya lokal yang disebut berugak sehingga memberikan fasilitas tempat di mana mereka bisa belajar sambil bermain," kata Bayu.
Bayu mengharapkan dengan menautkan area belajar dengan dunia bermain anak-anak dapat meningkatkan wawasan mereka yang duduk di situ. "Diharapkan pengetahuan mereka bertambah dan terbuka dengan dunia luar, serta memperluas wawasan mereka agar lebih global dan tidak terbatas batas-batas desa mereka saja," ujarnya.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia DR Muhammad Fuad mengatakan pembuatan perpustakan mini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Batulayar. "Ide awalnya adalah kita ingin memperkenalkan kepada anak nilai-nilai positif, seperti semangat belajar dan kerja keras, kebiasaan dan kepercayaan diri berpendapat dan mendengarkan pendapat, serta keanekaragaman budaya dan agama. Sehingga mendorong anak-anak memperluas pengetahuan dan wawasan melalui membaca buku," kata Fuad.