REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada saat ini sudah melampaui target. Pertumbuhan SMK hingga saat ini sudah mencapai 14.000-an unit.
"Pertumbuhan SMK sangat cepat sekali, hingga saat ini sudah mencapai 14.000-an SMK. Melampaui target sebelumnya yakni pada 2020 sebanyak 7.500 SMK," ujar Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Bakhrun, di Jakarta, Jumat (9/8).
Pesatnya jumlah SMK di Tanah Air tersebut karena tingginya minat masyarakat untuk mendirikan SMK. Selain itu, perizinan pendirian SMK beberapa tahun sebelumnya masih di pemerintah kabupaten/kota.
Saat ini, Kemendikbud melakukan pemetaan terhadap SMK yang ada tersebut. Apakah sekolah berjalan sesuai dengan kaidah seharusnya dalam memberikan keterampilan pada siswa.
"Bagaimanapun yang dikembangkan itu pembelajaran dengan sistem hands on atau praktik langsung," kata dia.
Sekolah-sekolah yang sarana prasarananya tidak lengkap diminta untuk dilengkapi. Jika SMK itu milik swasta maka yayasannya diminta untuk melengkapinya.
Sementara jika SMK negeri maka pemerintah daerah diminta untuk melengkapinya sehingga sekolah yang ada sesuai dengan layanan yang ada. "Contohnya di Jawa Barat, kalau tidak salah ada sekitar 2.900-an SMK," kata dia.
Dia mengatakan jumlah itu relatif banyak. "Dengan jumlah yang sekian itu, kita coba untuk mengevaluasi kinerjanya. Kemudian, apakah posisinya sudah menyebar atau belum. Kalau ternyata kinerjanya kurang bagus, maka akan kita evaluasi lagi," kata dia.
Ke depan, Kemendikbud mendorong agar SMK yang ada sesuai dengan standar layanan pendidikan yang ada dan bekerja sama dengan dunia industri sehingga lulusan SMK, bisa diserap industri.