REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap membagikan komputer tablet untuk fasilitas belajar ke 36.000 sekolah sebagai bagian dari program Digitalisasi Sekolah.
"Akhir tahun ini kita akan menggulirkan program Digitalisasi Sekolah yang sudah kita rencanakan dua tahun lalu dalam rangka menginstitusionalisasikan proses inovasi pembelajaran," kata Mendikbud Muhadjir Effendy dalam konferensi pers di Kemendikbud, di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9).
Peluncuran secara resmi program tersebut akan ditandai dengan pembagian tablet kepada 1.142 siswa segala jenjang pendidikan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada Rabu (18/9).
Menurut Mendikbud Muhadjir, Kemendikbud siap meluncurkan platform digital setelah selesai mempersiapkan platform digital Rumah Belajar untuk mendukung proses pembelajaran menggunakan gawai. Penyediaan gawai seperti tablet dan komputer akan dilakukan secara bertahap hingga mampu menggapai 36.281 sekolah pada 2019.
Kemendikbud sudah menganggarkan bantuan sarana gawai itu menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan Kinerja yang berarti pembagian gawai akan mengincar sekolah di daerah-daerah terdepan, terluar, dan terbelakang (3T) dan sekolah dengan kinerja baik.
Pembagiannya melalui BOS Afirmasi diperuntukkan kepada 30.277 sekolah dan 1.061.233 siswa. Gawai dan peralatan yang disalurkan melalui BOS Kinerja akan diberikan kepada 6.004 sekolah dan 692.212 siswa.
Sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk membangun pinggiran, ujar Muhadjir, maka program Digitalisasi Sekolah akan dimulai dari daerah pinggiran dan akan bergerak ke daerah yang lebih maju.
Permasalahan konten mendapatkan perhatian utama dari Kemendikbud, hingga akhirnya memakan waktu persiapan sekitar dua tahun. Platform Rumah Belajar sebenarnya sudah diluncurkan sejak 2011 dan dapat diakses secara gratis melalui portal Kemdikbud.
"Sekarang kita anggap sudah siap kontennya, dan kita siapkan sarana dan prasarana pendukung sehingga bisa dimanfaatkan dan diakses seluruh sekolah di Indonesia," kata Muhadjir.