REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Ratusan ruang kelas sekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon dalam kondisi rusak. Namun anggaran yang dikucurkan tak sebanding dengan banyaknya ruang kelas yang rusak tersebut.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, jumlah ruang kelas yang mengalami kerusakan di Kabupaten Cirebon mencapai 435 ruang kelas. Jumlah itu tersebar di 80 SMP Negeri.
''Jumlah total ruang kelas SMP di Kabupaten Cirebon mencapai 1.748 ruang kelas,'' terang Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, Asdullah Anwar, usai meninjau SMPN 2 Plumbon, Rabu (2/10).
Asdullah merinci, dari 435 ruang kelas yang rusak itu, sebanyak 123 ruangan berada dalam kategori rusak berat. Sedangkan sisanya, kondisinya rusak ringan.
Asdullah mengaku prihatin dengan banyaknya ruangan kelas yang rusak. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena anggaran yang ada tidak sebanding dengan jumlah ruang kelas yang rusak.
Untuk tahun ini, kata dia, anggaran perbaikan ruang kelas yang digelontorkan dari APBN melalui dana alokasi khusus (DAK) sekitar Rp 13 miliar. Nilai itu hanya cukup untuk perbaikan 69 ruang kelas.
Selain dari DAK, APBD juga menganggarkan bantuan renovasi sekolah. Namun, besarnya nilai anggaran itu hanya sekitar Rp 535 juta. ''Ada delapan ruang kelas yang mendapatkan bantuan renovasi dari APBD,'' terang Abdullah.
Seperti diketahui, dua ruang kelas di SMPN 2 Plumbon Kabupaten Cirebon ambruk, Selasa (2/10). Peristiwa itu menyebabkan puluhan siswa dan dua orang guru yang ada di dalamnya mengalami terluka.