REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Tak seperti biasa, Nala Ksatria Putri, pelajar kelas V, SD Terpadu Bina Ilmu, Parung, Bogor, Jawa Barat, tampak bersemangat tiba di sekolah lebih awal. Pagi, itu di sekolah tempat Nala menuntut ilmu digelar parayaan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober.
Nala yang biasa diantar sang ayah ke sekolah yang beralamat di Jalan Haji Mawi Nomor 03 Parung membawa satu box kontainer penuh berisi puding buatannya sendiri. Nantinya puding-puding itu akan dijual pada acara Market Day di sekolah yang mulai beroperasi pada 2004.
Nala adalah satu dari puluhan pelajar lain di SDT Bina Ilmu yang menjajakan kuliner untuk dijual pada saat Market Day. Tahun ini acara semakin semarak karena bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Seluruh pelajar yang tercatat sebanyak 349 orang dan 34 pendidik perguruan Bina Ilmu mengenakan batik beraneka corak dan warna. Acara berlangsung sangat meriah. Ratusan orang tua juga turut hadir menambah suasana semakin semarak.
Kegiatan ini kali kedua digelar. Acara diawali Shalat Sunat Dhuha empat rakaat di bawah bimbingan ketua Yayasan Pembinaan Umat (YPU) Bina Ilmu, Nurcholis SHI. Dilanjutkan dengan hafalan Alquran One Day One Ayat (ODOA) yang dikomandoi Direktur Pendidikan YPU Bina Ilmu Haji Momon Abdul Rohman disambung kegiatan Bahasa Arab oleh Drs Budi Siswadi Johan dan ditutup tadarus Alquran seluruh pelajar di bawah bimbingan guru.
Tepat pukul 08.00 WIB, seluruh pelajar berbaris di halaman sekolah untuk melaksanakan senam masal di bawah instruktur Muhammad Hidayatullah, guru olahraga yang didampingi guru Kelas V, Sri Widoningsih. Senam berlangsung selama 30 menit. Usai senam seluruh pelajar langsung bergegas menyiapkan Market Day.
Kemeriahan suasana begitu tampak saat setiap gerai mulai dipenuhi para pelajar yang ingin membeli aneka kuliner yang tersedia. Tercatat ada 30 lebih lapak jajanan seperti, bakso bakar, sosis, spaghetti, donat, roti, aneka puding, aneka minuman ringan, pizza mini, mangga goreng, aneka makanan ringan dan lain-lain.
Ada minuman spesial yang unik diberi label 'Air Mata Mantan' terbuat dari sirup aneka warna, susu kental manis, jelly, agar-agar, air gula, dan selasih. Dengan merogoh kocek Rp 5 ribu sudah bisa menikmati kesegaran es Air Mata Mantan.
Suasana semakin semarak saat lomba peragaan busana batik perwakilan setiap kelas. Ada 15 pasang duta Batik dari masing-masing kelas. Mereka tak hanya pandai berjalan di catwalk sepanjang delapan meter. Seluruh peserta melantangkan Teks Pancasila di hadapan hadirin dengan pengeras suara.
Pengawasan TK-SD Kecamatan Parung, Cucu Supriyadi, MPd, memberikan apresiasi yang tinggi kepada SDT Bina Ilmu yang telah memeriahkan Hari Batik Nasional dengan beragam kegiatan. ''Apresiasi yang tinggi kami berikan kepada Sekolah Bina Ilmu,'' ujarnya saat didaulat memberikan sambutan, seperti dalam rilis yang diterima Republika.co.id Kamis, (3/10) pagi.
Cucu, begitu dia akrab disapa, sangat bangga dengan sekolah binaannya karena sudah menjalankan pelayanan pendidikan bermutu. ''Saya bangga melihat kekompakan guru Bina Ilmu mulai dari program kegiatan, menyusun soal, membuat analisis, dan berdiskusi dengan guru yang luar biasa.'' tandas Cucu.
Keceriaan terpancar dari raut wajah Muhammad Rizky Saputra (11 th), pelajar kelas 6 B. Bersama teman satu kelompoknya Muhammad Fadlan Azzarif, Muhammad Amrullah, Muhammad Fathir Ayyas, Muhammad Aufa Kholilu Fayat, mereka menyediakan aneka puding, bola bola oreo, lemon tea, dan es Air Mata Penganten.
Rizky mengaku senang dengan kegiatan Market Day yang digelar di sekolahnya. ''Senang sekali karena dagangannya banyak yang beli, '' ujarnya seraya menambahkan omzet penjualan mencapai hampir 200 ribu rupiah. ''
Sementara itu, Kepala SD Terbaru Bina Ilmu, Suprianto, mengatakan kegiatan Market Day akan diagendakan setiap tahun dan pelaksanaannya bertepatan dengan Hari Batik Nasional. ''Kegiatan Market Day ini akan kami patenkan setiap tahun dan bertepatan dengan Hari Batik Nasional,'' ujarnya.
Pri, begitu ia akrab disapa, mengaku bersyukur dengan kerjasama yang dibangun di sekolah yang baru dinahkodai satu tahun yang lalu. ''Alhamdulillah, ini bagian dari implementasi sekolah terpadu yang saling menguatkan dalam berkolaborasi antara dewan guru, orang tua, peserta didik dan pengelola yayasan,'' terangnya.