REPUBLIKA.CO.ID, MALANG— Salah seorang guru SD Negeri Mojorejo 1, Kota Batu, Jawa Timur, Urifah, berkesempatan mengenalkan lingkungan, budaya, dan tradisi Indonesia di sejumlah SD serta forum guru di India.
Urifah berada di India selama dua pekan atas undangan Jairam Public School, Tamilnadu.
Urifah, di Batu, Senin (7/10), menceriterakan bersama Maheswari Calya Kalila, salah seorang muridnya, dia disambut bak tamu negara ketika menginjakkan kaki pertama kalinya di bumi Bollywood ini.
"Saya tidak menyangka sambutannya sangat istimewa. Tuan rumah memberikan buket bunga dan mengawal kami hingga ke tempat acara. Saya merasa terhormat sebagai tamu yang hanya seorang guru SD," tutur Urifah yang juga alumni FKIP Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Dia menceriterakan selama dua pekan di India, dia dan Maheswari melewati rangkaian kegiatan produktif didampingi dua guru pendamping anak berkebutuhan khusus (ABK) Griya Anita Batu, Dyah Rani Ayu Ekawati Keswari dan Jenny Florida Vaulintina Rosa, yang menjadi sponsor kegiatan ini.
Beberapa kegiatan yang dijalani selama dua pekan di India, di antaranya adalah sharing pembelajaran Bahasa Inggris, pertukaran budaya, serta pengenalan lingkungan alam. Sedangkan agenda kunjungan, antara lain school visit di daerah Tamilnadu India, situs-situs bersejarah, area wirausaha tradisional, dan pembuatan sulaman khas India.
Pada hari pertama, lanjutnya, usai berkeliling sekolah dasar di sana, rombongan disambut jamuan makan istimewa. Urifah berkesempatan memberi sambutan di acara welcome party tersebut di Hall Jairam School. Selanjutnya (pada hari kedua) giliran rombongan Indonesia mengenalkan tarian pocopoco, gemu famire dan lagu-lagu daerah yang memukau siswa India.
Permainan tradisional dakon dan keterampilan menyulam serta menari juga menjadi menu sharing yang menarik. "Yang menyenangkan, saya diberi kesempatan mengajar di lima kelas dengan topik lingkungan. Saya bercerita tentang kehidupan metamorfosa kupu-kupu yang banyak terjadi di Indonesia. Alhamdulillah respons mereka sangat positif," urai Urifah yang memiliki hobi mengamati kupu-kupu.
Di hari-hari berikutnya, Urifah juga diundang secara khusus untuk mengisi acara diskusi di lembaga kemanusiaan dari para pebisnis dunia, Rotary Club, dengan tema Religious Diversity, Belief and Tolerance in Indonesia.
Setelah itu, dia juga diundang sebagai Guest of Honor di acara pemberian penghargaan guru-guru dalam rangka hari guru dan literasi yang diorganisasi Rotary Club. Di acara itu Urifah diberi kesempatan untuk berbicara di podium tentang Environmetal Education.
Pada kesempatan itu, Urifah mengemukakan banyak hal yang bisa dipetik dari pengalaman belajar dan pembelajaran di India, antara lain, budaya disiplin dan membaca yang tinggi, pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, etos belajar siswa, konsistensi kurikulum pendidikan full day school, fasilitas sekolah yang memadai dan investasi SDM guru yang mumpuni dibarengi dengan manajemen sekolah yang sangat baik.
Menanggapi kegiatan ini, Staf Khusus Mendikbud bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Komunikasi Publik, Soeparto, mengapresiasi dan ikut bangga.
Menurut dia, program semacam ini akan banyak memberikan pelajaran dan pengalaman bagi guru dan siswanya, terutama dalam hal sharing pendidikan, pembelajaran dan budaya.
"Semoga Bu Urifah bisa menjadi contoh positif bagi para guru sekolah dasar untuk berkesempatan belajar langsung ke India khususnya, atau di negara maju yang tingkat pendidikannya di level yang tinggi. India memiliki keunggulan di kurikulum pendidikan vokasi, investasi guru yang unggul dan banyak menyumbangkan CEO kelas dunia," kata Soeparto.